Gudeg.net- Ribuan warga saling berebut, saling sikut dan saling dorong pada saat ribuan kue apem disebar oleh panitia acara Saparan Ki Ageng Wonolelo di Dusun Pondok Wonolelo, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Jum’at (11/10).
Acara yang digelar dihalaman Kompleks Makam Ki Ageng Wonolelo ini bertujuan untuk memperingati datangnya bulan Sapar dalam penangalan Jawa/Islam.
Ketua Panitia Saparan Wonolelo Kawit Sudiyono mengatakan, ini merupakan tradisi turun temurun di Pondok Pesantren Ki Ageng Wonolelo.
“Saparan Wonolelo sudag ada sejak tahun 1967 pada saat Lurah Widodomartani bersama Kepala Dukuh Pondok Wonolelo memiliki ide serta gagasan untuk melangsungkan upacara dengan mengumpulkan trah (keturunan Ki Ageng Wonolelo),” ujarnya.
Sudiyono menjelaskan, Ki Ageng Wonolelo merupakan tokoh leluhur dari pembukaan Pondok Pesantren Wonolelo dan merupakan keturunan dari raja Brawijaya V sekaligus salah satu tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram.
“Saparan ini merupakan agenda tahunan dari Pesantren Wonolelo dan dapat dikatakan juga acara Saparan ini adalah puncak dari Haul Ki Ageng Wonolelo ke-53,” jelasnya.
Sama seperti tahun sebelumnya, pihak panitia telah mempersiapkan sekitar 1,5 ton apem yang akan dibagaikan pada seluruh warga yang hadir. Apem berasal dari kata Apuwum yang diambil dari bahasa Arab dengan arti pemberi maaf atau saling memamaafkan.
Sebelum dibagikan dengan cara disebakan, 1,5 ton apem tersebut diarak dengan kirab sejumlah Bregada dan keturunan Ki Ageng Wonolelo. Dimulai dari halaman Masjid Ki Ageng Wonolelo menuju makam Ki Ageng Wonolelo dengan menempuh jarak sekitar 1 Km dengan melewati perkampungan setempat.
“Sampai di Makam Ki Ageng, apem akan diistirahatkan sejenak untuk didoakan oleh para sesepuh Pondok Pesantren Wonolelo dan setellah itu barulah dibagikan,” tutur Sudiyono.
Namun sebelum tuntas ritual mendoakan apem, ribuan warga yang sudah menunggu sejak siang sudah tidak sabar untuk mencoba merayah gunungan apem yang dijaga oleh pihak keamanan acara Saparan.
Penyebaran apem dimulai oleh para sesepuh Pesantren Wonolelo, sesepuh Dusun Wonolelo, Perwakilan Bupati Sleman dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Warga terliha sangat antusias setiap kue apem yang diisebarkan dari atas sebuah menara yang berada tepat di tengah-tengah Kompleks Makam Ki Ageng Wonolelo tersebut.
Tidak henti-hentinya ribuan warga yang berasal dari sekitar daerah Dusun Wonolelo maupun dari luar Wonolelo meminta para sesepuh untuk menyebarkan apem kepada mereka.
Suryaman warga Tajem Maguwoharjo menuturkan, apem yang didapatkannya akan dibawa pulang untuk dimakan bersama dengan keluarga di rumah.
“Apem ini simbol dari Pondok Wonolelo dan kami meyakini ada berkah dari doa Ki Ageng pada setiap apem yang kami dapatkan,” tuturnya.
Sekitar satu jam akhirnya 1,5 ton apem yang terbuat dari tepung beras tersebut ludes tersebarkan dan warga perlahan-lahan meninggalkan lokasi.
Selain penyebaran kue apem, Saparan Ki Ageng Wonolelo juga digelar sejumlah agenda seperti Pasar Malam dan atraksi tradisi budaya setempat.
Kirim Komentar