Gudeg.net- Untuk menjawab perkembangan informasi teknologi serta pengaruh globalisasi maka dunia pendidikan harus mempersiapkan generasi unggul yang mampu menjawab tantangan jaman.
Inilah yang mendasari Yayasan Abdul Djalil Sibaweh Afkaaruna Islamic School mendirikan Ma'had (Pesantren) Afkaruna Secondray berstandar Internasional yang berlokasi di Jl. Kaliurang Km 12.5 Sleman Yogyakarta.
Ketua Yayasan Abdul Djalil Sibaweh Samsul Ma’arif Mujiharto mengatakan, berdirinya Pesantren Afkaruna Secondary sebagai respon dari perkembangan era globalisasi yang sangat cepat.
“Dampak globalisasi salah satunya adalah konektivitas antar manusia yang semakin mudah untuk dilakukan. Ini bisa menjadi tantangan dan peluang sejauh kita bisa mempersiapkan diri dengan baik,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima GudegNet, Minggu (27/10).
Mujiharto menambahkan, visi dan misi dari Afkaruna Secondray ialah “Preparing Students to become Al-Insaan Al-Kaamil and Locally Rooted Global Citizens”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pesantren ini memang benar-benar menyiapkan para generasi untuk siap menghadapi perkemabangan jaman.
“Para santri akan diberikan materi pendidikan islam seperti Tauhid, Akhlaq, Fiqh namun bukan hanya diajarkan sebagai ilmu akan tetapi juga dipraktekan. Sehingga menjadi amaliah sehari hari dan menjadi inspirasi perilaku santri yg mewujud dalam bentuk akhlaqul karimah. Pendeknya Ilmu, Amal dan Akhlaq,” tambahnya.
Pendidikan di Afkaaruna Secondary mengadopsi Kurikulum internasional yakni Kurikulum Cambridge, dimana nantinya santri akan mendapatkan lima mata pelajaran diantaranya Math, Science, English, CIT dan Cambridge Global Perspectives.
Dengan mengadopsi kurikulum internasional secara utuh, diharapkan dapat menjadi wasilah untuk mempersiapkan santri agar siap menjadi warga global.
“Kurikulum internasional ini diharapkan dapat memperkaya sekaligus memperkuat kurikulum nasional yang berlaku pada pesantren lainnya,” harap Ketua Yayasan Abdul Djalil Sibaweh Samsul itu.
Santri juuga akan tetap mengunakan literatur keislaman klasik yang mu'tabar di kalangan pesantren (Kitab Kuning) seperti ilmu alat atau ilmu gramatika Arab.
Pada tahun pertama, santri diharapkan tuntas Nahwu sharaf (metode al-Miftah) dan praktek membaca Kitab Kuning dasar (metode Ibtida’i). Materi Kitab Nahwu yang lebih kompleks dan materi lain seperti hifdzul qur’an, al-ubudiyah al-yaumiyyah, al-muhadatsah al-yaumiyyah dan musyawarah ‘an al-mas’alah ad-diniyyah akan didapat pada kelas VIII dan IX.
“Hifdzul Quran atau menghafal Al Quran akan menggunakan metode Al Azhar Mesir dimana Keseluruhan materi pendidikan islam tersebut diharapkan memperkuat kurikulum Kementrian Agama Republik Indonesia yang menjadi muatan nasional di Afkaaruna Secondary,” tutur Praktisi pendidikan yang juga dosen di salah satu PTN terbesar di Indonesia itu.
Afkaaruna Islamic School menyediakan para staf pengajar yang unggul sesuia kompetensinya untuk menopang kurikulum yang berlaku. Direncanakan tahun 2020 infrastruktur dan fasilitas telah dapat dipergunakan dengan maksimal.
Direktur Public Relations Iffah M. Dewi mengungkapkan, untuk mensosialisasikan visi dan misi Afkaaruna Secondary-Ma’had kepada masyarakat luas akan diselenggarakan berbagai kegiatan.
“Kami akan menyelenggarakan seminar, workshop, kelas parenting offline maupun online, sosialisasi konten konten dengan tema pendidikan melalui media sosial yang menyasar pada masyarakat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Pemilik dari Sogan Batik Rejodani itu
Kirim Komentar