Seni & Budaya

Perempuan-Perempuan Pembebas: Sepenggal Cerita Keperkasaan Kaum Hawa

Oleh : Trida Ch Dachriza / Senin, 28 Oktober 2019 17:51
Perempuan-Perempuan Pembebas: Sepenggal Cerita Keperkasaan Kaum Hawa
Lima perempuan napi di pementasan Perempuan-perempuan Pembebas naskah Indra Tranggono di Societet Militair TBY (24/10)-Gudegnet/Trida

Gudeg.net–Suasana gelap sunyi di panggung dengan dua set teralis penjara. Berlatar belakang penjara perempuan yang dijaga sipir pria, pertunjukan teater ini bercerita tentang kekuatan dan ketidakadilan yang terjadi pada perempuan dalam praktik dunia yang didominasi laki-laki.

Tokoh perempuan kuat dalam naskah karya Indra Tranggono ini ada enam orang. Lima tahanan dengan cerita yang berbeda-beda dan satu orang kepala sipir yang muak melihat ketidakadilan dan kekerasan pada tahanannya.

“Permasalahan dunia perempuan kan masih klasik. Bagaimana perempuan masih tersubordinasi dari nilai laki-laki. Hal tersebut kemudian menurun pada realitas sosial. Karena nilai laki-laki yang dominan, perempuan cenderung menjadi objek. Entah itu objek kekerasan, objek seksual, objek eksploitasi, dan seterusnya,” ungkap Indra saat diwawancarai sesaat setelah pentas berakhir.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Dalam naskah yang menggabungkan monolog dan dialog ini, perempuan digambarkan menjadi objek ketidakadilan hukum yang hanya kejam pada masyarakat bawah tetapi lunak pada masyarakat atas.

Pementasan ini pernah dipentaskan di tempat yang sama, Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta (TBY) bulan Juli lalu. Kali ini pementasan dilakukan sebagai bagian dari agenda penganugerahan pemenang sayembara penulisan naskah.

Seperti sebelumnya, naskah ini masih disutradai oleh Luwi Darto yang juga mengambil bagian sebagai salah satu tokoh perempuan napi di cerita ini.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Luwi memerankan tokoh Triska, seorang perempuan yang mempunyai kemampuan supranatural. Kemampuan ini yang membuatnya dijebloskan ke penjara karena membongkar kasus korupsi yang didalangi politisi terkenal.

Tokoh kedua adalah Della, seorang perempuan aktivis. Della dijebloskan ke penjara setelah menjadi kambing hitam tokoh aktivis yang berusaha mengubah sistem negara. Ia dianggap makar, sedangkan tokoh yang ia hormati tersebut bebas.

Berikutnya adalah tokoh Selly. Seorang perempuan yang menunggu hukuman mati karena membunuh seorang hakim terkenal. Ia hendak diperkosa oleh hakim tersebut, lalu ia membela diri dan mati lah si hakim.

Tokoh Geza adalah perempuan paruh baya, seorang istri dari aktivis yang dianggap kiri. Suaminya hilang saat memperjuangkan pemikiran-pemikirannya. Geza setia mencari kabar mengenai suaminya dan mendapat berita yang berbeda-beda; hilang, dipenjara, atau mati.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Tokoh Citra adalah adalah karakter termuda, salah seorang anggota aparatur negara. Ia memiliki akses ke pejabat-pejabat korup.

Ia juga mengunggah foto dan bukti perbuatan korup tersebut lalu didakwa dengan penyebaran hoaks dan pencemaran nama baik. Ia juga sempat hendak diperkosa oleh para sipir karena berwajah rupawan.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Muak dengan perlakuan tidak adil dan ketidakadilan yang dihadapi kelima peremuan napi tersebut, kepala sipir tersebut membiarkan mereka melarikan diri dengan menjebol dinding penjara.

“Kalau semua perempuan memiliki independensi keadaan negara ini akan berbeda. Karena perempuan memiliki kualitas nilai yang menurutku lebih baik daripada laki-laki. Perempuan lebih terikat pada nilai-nilai moral, etika, susila,” ungkap Indra mengenai fokusnya pada perempuan dalam naskah ini. 

Ia mengutip dialog tokoh Triska yang mengatakan “Keberanian adalah harta satu-satunya yang kita miliki” sebagai kalimat yang lalu harus diterjemahkan secara intelektual.

Pendapatnya mengenai perempuan dalam negara maupun hukum yang ia tampilkan dalam naskah ini sedikit banyak dipengaruhi oleh hubungannya dengan ibunya. Nasihat-nasihat moral dan nilai-nilai etika banyak datang dari sosok ibu yang asertif.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Karakter yang ia tampilkan dalam lakon ini ia anggap mampu untuk membentuk suatu konfigurasi nilai bagi penonton. “Memang tidak representatif secara keseluruhan, tetapi paling tidak dia mewakili kelompok-kelompok marjinal,” lanjutnya lagi.

Luwi Indarto tidak baru ini menyutradarai naskah karya Indra Tranggono. Sebelumnya Luwi dan Indra pernah berkolaborasi di naskah “Gogrok” dan “Ora Kacek”.

“Kami sangat banyak berdebat. Sering interpretasi kami berbeda dan ada gesekan-gesekan. Kadang sampe marahan dan gak komunikasi. Tapi saat bertemu lagi, kami diskusi lagi bedah naskah. Prosesnya sangat luar biasa,” cerita Luwi setelah pementasan usai.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Ia mengaku tertarik dengan naskah ini begitu membaca ceritanya yang berupa tragedi tentang perempuan. Muncul interpretasi dan imajinasi untuk memvisualkan naskah ini di atas panggung saat membaca.

“Kemuraman naskah ini cocok untuk pemain perempuan. Karena aktris punya kecenderungan cepat bisa memanggil masuk ke dalam karakter yang muram seperti ini, karena ya empiris,” tutur Luwi lagi.

Perempuan-Perempuan Pembebas Indra Tranggono

Dengan berisikan pemain yang berbeda, tim pementasan hanya memiliki sepuluh kali latihan dalam waktu kurang dari dua bulan untuk mempersiapkan pementasan naskah ini.

Meski begitu Luwi mengaku ia mempercayai semua pemeran dan kru yang terlibat. “Latihan ki gothang-gothang terus. Tapi saya percaya pada potensi mereka,” ungkapnya.

Ia memang ingin membangun iklim yang kondusif dan bahagia untuk pemain dan kru agar tidak terjadi trauma selama produksi.

Pementasan Perempuan-perempuan Pembebas kedua ini dilaksanakan di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta pada Kamis (28/10).

Pemeran di dalam lakon ini antara lain Chandra Nilasari, Khocil Birawa, Daniel, Joanna Dyah, Nunung Rieta, Estri Mega, Hendro H, Sukaptiran, dan Irul. Musik diisi oleh Guntur Nur Puspito dan Arief Susilo.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini