Gudeg.net—Sosialisasi rencana pengadaan tanah jalan tol Yogya-Solo dilaksanakan di Aula Lantai III Setda Kabupaten Sleman, Senin (18/11). Sosialisasi perdana ini dipaparkan oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dinpertaru) Provinsi DI Yogyakarta.
“Kegiatan ini menjadi tahap awal dari persiapan pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo,” ujar Drs. Krido Suprayitno, Kepala Dinpertaru DIY saat sosialisasi.
Sosialisasi untuk masyarakat direncanakan dari Desember 2019 hingga Februari 2020 nanti. Pengerjaan konstruksi jalan tol ditargetkan mulai 2021 dan ditargetkan selesai 2024.
Sampai tahun depan, selain sosialisasi, diharapkan pembebasan tanah juga dapat terlaksana.
"Pengadaan tanah diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 5 triliun," ungkap Wijayanto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dan Yogyakarta-Solo di kesempatan yang sama. Proyek ini akan menelan dana total 25 triliun rupiah.
Pemaparan data tahap pertama ini ditujukan untuk pemangku wilayah dan aparatur negara yang wilayahnya terkena imbas. Sosialisasi ini juga untuk meluruskan data-data tidak akurat yang beredar di masyarakat.
Tol yang menurut data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sepanjang 40,49 kilometer ini akan melewati delapan kecamatan dan 20 desa di wilayah Kabupaten Sleman.
Wilayah Kecamatan Prambanan terimbas di Desa Bokoharjo, sedangkan di Kecamatan Kalasan di Desa Tamanmartani, Tirtomartani, dan Purwomartani.
Di Kecamatan Depok desa yang terimbas adalah Desa Maguwoharjo, Caturtunggal, dan Condongcatur. Di Kecamatan Ngaglik Desa Sariharjo, di Kecamatan Mlati Desa Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi dan Tirtoadi.
Di Kecamatan Tempeldesa yang terimbas adalah Desa Banyurejo, Tambakrejo, dan Sumberejo; di Kecamatan Seyegan adalah Desa Magokaton, Margodadi dan Margomulyo.
Kirim Komentar