Gudeg.net-Hadir sejak September 2019, Tongkleng Nglotok memadukan tongseng dan tengkleng. Bangunan warungnya bergaya Jawa, dengan angin semilir, nyaman untuk bersantap.
Penamaan tongkleng diambil dari perpaduan antara tongseng dan tengkleng. “Tengkleng dimasak tongseng jadi tengklengnya ada potongan daging tongseng”, kata Hadhuri, pengelola Tongkleng Nglotok kepada Gudegnet, Kamis (9/1).
Lebih lanjut Hadhuri menjelaskan, Nglotok dalam bahasa Tegal berarti melepas. “Jadi gampang nglothok, daging mudah dilepas dari tulangnya,” katanya lagi.
Menu sate kambing dan gulai di tempat makan beralamat Jalan Masjid Al Jihad, Perum Dayu Permai, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman ini merupakan khas Tegal.
Menu andalannya bernama sama dengan rumah makan ini, Tongkleng Nglotok dan Tongkleng Nglotok Kendhil. Perbedaannya ada di jumlah porsi dan cara penyajian.
Menu yang disebut terakhir disajikan dalam kendhil dengan porsi cukup besar, cukup untuk disantap bertiga. Hadhuri mengatakan, masakan kambing di sini tak prengus. “Karena ada orang yang nggak doyan kambing karena baunya,” tuturnya.
Tongkleng Nglotok, Jalan Masjid Al Jihad, Perum Dayu Permai, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman-Gudegnet/ Wirawan Kuncorojati
Selain menu tongkleng, menu sate kambing juga jadi favorit pengunjung. Ada pula menu sate klathak, sate ayam, gulai kambing, nasi goreng kambing, sup balungan.
Ruang makannya bergaya Jawa, semi terbuka, dengan sawah di kiri kanan. “Untuk tempat kita ngikutin adat Jawa, ada klasik atau tradisionalnya sama ada modernnya,” katanya.
Ruang makannya cukup luas, dengan kapasitas 65-70 orang. Area parkir juga luas, terletak di depan ruang makan. Tongkleng Nglotok buka setiap hari pukul 10.00-21.30, kecuali di Hari Jumat yang buka mulai pukul 13.00.
Kirim Komentar