Gudeg.net- Cuaca panas terjadi pada beberapa hari ini di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) walaupun masih masuk pada musim penghujan.
Untuk hal tersebut membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi (Staklim) Yogyakarta angkat bicara.
“Cuaca panas ini terjadi karena adanya anomali cuaca dan kejadian seperti ini wajar terjadi di setiap musim penghujan,” ujar Kepala Staklim BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas pada siaran pers yang diterima GudegNet, Senin (20/1).
Reni menjelaskan, suhu panas yang terjadi juga dikarenakan oleh terjadi penyebaran angin yang merata dan efeknya menjadikan cuaca cukup cerah bahkan terik. Hal itu menyebabkan radiasi matahari yang diterima bumi lebih banyak.
“Penyebaran pola angin juga salah satu penyebab terjadinya cuaca terik dimana potensi pembentukan awan sangatlah kecil,” jelasnya.
Reni mengungkapkan, hasil pantauan BMKG pada tanggal 17-18 Januari 2020 dengan menggunakan citra satelit Himawari tidak melihat adanya kumpulan awan di sekitar langit Yogyakarta. Sedangkan untuk hasil analisa angin memang terlihat adanya pola penyebaran atau divergen yang merata.
“Dengan pola seperti itu dapat disimpulkan, DIY akan tetap berada pada cuaca cerah dan tetap akaan merasakan panas sedari pagi hingga malam hari ” jelasnya.
BMKG Staklim Yogyakarta memastikan, dalam beberapa hari kedepan akan terjadi perubahan kembali setelah anomali cuaca usai, dan itu diperkirakan akan terjadi sekitar tanggal 21 Januari 2020.
Pada anomali cuaca ini BMKG Staklim Yogyakarta mengimbau seluruh warga DIY untuk menjaga kondisi tubuh dan lebih banyak mengkonsumsi air putih.
“Menghadapi anomali cuaca panas seperti ini,masyarakat harus dapat terhindar dari dehidrasi dengan cara banyak minum air putih, konsumsi vitamin tubuh dan kurangi aktifitas berlebihan,” imbau Reni.
Kirim Komentar