Gudeg.net- Presiden Singapura H.E. Halimah Yacob bersama suaminya Mohammed Abdullah Alhabshee mengunjungi Kraton Yogyakarta, Rabu (5/2) malam.
Dalam kunjungannya, Presiden Singapura disuguhi dengan tarian tradisional khas Keraton Yogyakarta yaitu Tari Beksan Lawung Ageng di Bangsal Kencana.
Penghageng Kawedanan Hageng Nitya Budaya Kraton Jogja GKR Bendara menjelaskan, Presiden Singapura memuji akan tarian yang dimainkan oleh 16 orang penari tersebut.
“Beliau sangat terkesan dengan Beksan Lawung Ageng yang kami tampilkan. Sepanjang pementasan beliau (Presiden Singapura) dan suami tampak senang dengan tarian tersebut,” ujar GKR Bendara.
Tari Beksan Lawung merupakan tarian yang biasa disuguhkan bila Keraton Yogyakarta kedatangan tamu kenegaraan.
Bendara menjelaskan, Beksan Lawung Ageng bercerita tentang tarian latihan perang dan diciptakan pada saat Keraton dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755.
“Pada saat beliau menyaksikan tarian, kami juga menjelaskan arti dari tarian yang disuguhkan tersebut dan beliau tampak sangat terkesima,” jelasnya.
Tamu kenegaraan yang datang pada pukul 19.00 WIB itu diterima secara langsung oleh putri Sri Sultan Hamegkubuwono X, antara lain GKR Mangkubumi, GKR Hayu, GKR Condrokirono dan GKR Bendara di Regol Keben.
Rombongan kemudian disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X beserta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, KGPAA Paku Alam X bersama GKBRAyA Paku Alam di Regol Donopratopo.
Setelah melakukan pertemuan tertutup seluruhnya melakukan sesi foto bersama di depan Gedhong Jene Kompleks Inti Keraton Yogyakarta
Presiden Singapura juga diajak untuk melihat berbagai benda-benda bersejarah milik Keraton seperti manuskrip, wayang dan keris peninggalan raja-raja sebelumnya.
“Banyak peninggalan sejarah yang dipuji olehnya terutama yang berkaitan dengan Raffles yang banyak membawa manuskrip,” tutur salah satu putri Ngarso Dalem itu.
GKR Bendara mengungkapkan, Pemerintah Singapura pernah mengajak Keraton untuk bekerja sama dalam menyelengarakan pameran denga tema 100 tahun Raffles namun karena satu lain hal urung dilakukan.
“Saat itu satu koleksi yang diinginkan sedang dalam proses perbaikan,jadi kami tidak dapat ikut. Namun pihak Singapura sempat menyinggung agar suatu saat dapat kerja sama antar museum,” ungkapnya.
Untuk diketahui Halimah Yakob merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai Presiden Singapura dan beliau merupakan berdarah asli Melayu.
Ia juga pernah berkunjung ke Yogyakarta beberapa tahun silam menjadi seorang turis dan mengunjungi Keraton untuk menyaksikan sejumlah tarian tradisional di Bangsal Srimanganti.
Kirim Komentar