Gudeg.net—Panitia Festival Purbakala mengadakan peluncuran E-Book “Melacak Jejak Purbakala di Bumi Mataram” dan acara “Ritual Art”, Senin, 15 Juni 2020.
Acara ini menggantikan Festival Hari Purbakala yang seharusnya diadakan tanggal 12-14 Juni 2020, di Benteng Vredeburg namun gagal dilaksanakan karena pandemi.
E-Book “Melacak Jejak Purbakala di Bumi Mataram” ini difasilitasi Program Daring Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta. Kapan buku ini dapat diakses masyarakat umum belum diinformasikan.
Program Ritual Art sendiri adalah aksi mengirim surat ke Presiden Joko Widodo untuk menetapkan tanggal 5 September menjadi ‘Hari Kebudayaan Nasional’.
Iring-iringan menuju Benteng Vredeburg, Senin (15/6)/dok. Panitia Ritual Art
“Perkenankan kami untuk membakukan kesatuan pandangan bangsa dalam sebuah usulan untuk yang menandai “keperbedaan dalam kebersatuan ideologi”. Tak lain adalah dilahirkannya hari Kebudayaan Nasional,” bunyi surat terbuka yang ditandatangani oleh Sigit Sugito, Ketua Panitia Festival Purbakala, Minggu (14/6).
Diawali dengan doa bersama di depan Benteng Vredeburg, lalu ada iring-iringan yang berhenti di depan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret untuk membacakan isi surat tersebut.
Sementara itu, formasi iring-iringan membawa rangkaian tulisan “14 Juni Hari Purbakala” berjalan menuju Kantor Pos Besar Yogyakarta. Sedangkan formasi tulisan “Hari Kebudayaan Nasional” dibentangkan di depan Kantor Pos.
Iring-iringan menuju Benteng Vredeburg, Senin (15/6)/dok. Panitia Ritual Art
Ritual Art ini diikuti oleh berbagai macam elemen masyarakat; Forum Kusumanegara, Yayasan Indonesia Rumah Kebhinekaan, Paguyuban Sastrawan Mataram, Koperasi Seniman dan Budayawan Yogyakarta, Komunitas Penyair Kampung, Etno Music Bergerak, Ketoprak Tobong, dan Paguyuban Miss Bantul.
“Kegiatan ini kami laksanakan dengan protokol ketat. Kami menjaga jarak, memakai masker, dan hand sanitizer,” tegas Adji P. Raharjo, koordinator Ritual Art, Senin (15/6).
Kirim Komentar