Gudeg.net—“Meraki” [may–rah–kee] diambil dari bahasa Yunani, berarti hal yang dilakukan dengan kreativitas dan cinta hingga sebagian dari jiwa mewujud di dalamnya.
Kata ini juga merupakan judul pameran Harindarvati, Sumbul Pranov dan Meuz Prast Jumat, 24 Juli 2020 mendatang di Miracle Prints Galeri Suryodiningratan, Yogyakarta.
Menurut mereka, kata tersebut mampu untuk merepresentasikan kerja seniman yang bekerja mencipta dengan daya pikir melalui olah bentuk dan rasa.
Pandemi Covid-19 membatasi banyak ruang gerak manusia. Semestinya, “dirumahkan” tidak menjadi persoalan untuk seniman. Masa berbulan-bulan tersebut ibarat menggiring seniman kembali ke studio untuk kembali merenung, mencipta karya, sekaligus mengurangi aktivitas di luar rumah.
Kemajuan teknologi pun telah mempermudah penyajian presentasi hasil karya seni. Pameran “Meraki” akan menyajikan ketiga karya seniman tersebut yang berjumlah 20-25 buah. Lima di antaranya berupa karya patung, sisanya adalah lukisan.
Pameran virtual “Meraki” berlangsung hingga 6 Agustus 2020 medatang. Pameran ini akan dibuka oleh Tedjo Badut pada pukul 15.30 WIB. Siaran langsung pembukaan dapat disaksikan melalui Instagram dan Facebook Live.
“Kenapa memilih Tedjo Badut karena kita melihat beliau konsisten berproses kesenian. Tak hanya memberikan sebagian dari dirinya, bahkan seutuhnya ia abdikan untuk memberikan pelayanan kepada banyak orang,” jelas Meuz Prast saat berbincang dengan Gudegnet melalui aplikasi pesan WhatsApp, (17/7).
Sumbul Pranov terinspirasi oleh gumpalan awan dengan objek seorang perempuan yang sedang memikirkan sesuatu, yang menarasikan cita-cita tinggi. Beberapa objek anjing menarasikan kesetiaan melebihi kesetiaan manusia sekali pun.
Citra tersebut menggambarkan sebagian dari diri Sumbul sebagai seniman patung, yang kini kian berkurang, karena banyak pematung beralih melukis dan jarang membuat karya patung.
Karya-karya Harindarvati mengeksplorasi sosok perempuan misterius dengan narasi surealis. Ia banyak bermain warna kulit.
Harindarvati menemukan keasyikan sekaligus kemisteriusan dalam tubuh perempuan lain yang dilihatnya. Hal ini merupakan representasi dari dirinya yang paling dalam.
Karya Meuz Prast yang menghadirkan banyak citra mata. Ia lebih banyak melihat dan juga dilihat daripada berbicara. Ia mengidentifikasi peristiwa yang terjadi lalu dibuatnya menjadi materi dalam karya-karyanya yang dihadirkan dalam pameran ini.
Meuz memang banyak mengeksplorasi mata. Pameran tunggalnya yang bertajuk “Mata-mata” pun mengeksplorasi mata, melihat, dan dilihat dalam banyak aspek seni dan budaya.
Kirim Komentar