Gudeg.net—Sebuah penelitian di Eropa menunjukkan bahwa konsumsi mentimun dan kubis dapat menurunkan risiko kematian akibat Covid-19. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Jean Bousquet, Profesor Emeritus dari Kedokteran Paru di Universitas Montpellier, Perancis.
Penelitian yang dilakukan oleh 12 peneliti di batasi di negara-negara Eropa saja. Hasilnya menunjukkan bahwa menaikkan konsumsi dua sayuran ini walaupun hanya satu gram saja, dapat memotong angka kematian Covid-19.
Jurnal yang belum berpenelaahan sejawat (peer reviewed) ini dipublikasikan di https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.07.17.20155846v1.
“Untuk setiap kenaikan gram per hari dari rata-rata konsumsi nasional beberapa sayuran (kol dan mentimun), angka kematian risiko COVID-19 menurun dengan faktor 11, turun menjadi 13,6%,” tulis hasil penelitian tersebut.
Melansir dari scmp.com, korelasi mentimun, kol, dan angka kematian Covid-19 diperkirakan karena protein dalam tubuh manusia yang disebut Nrf-2. Nrf2 membantu mengatur gen yang terlibat dalam produksi enzim antioksidan dan gen respon stres.
Pasien Covid-19 yang kondisinya cukup parah mengalami kerusakan paru-paru yang cukup signifikan. Nrf2 dapat membantu mengurangi kerusakan sel alveolar paru.
Sayuran dari famili Brassicaceae (brokoli, kembang kol, kubis, kale, turnip) kaya akan sulforaphane, aktivator Nrf2 yang ampuh. Namun, sayuran brassica yang ditemukan memiliki hasil yang signifikan hanya kubis.
Sedangkan mentimun, walaupun bukan dari famili Brassicaceae, memiliki zat yang disebut Curcubitacin B yang mengeluarkan efek antiinflamasi dan hipoglikemik melalui aktivasi Nrf2.
Peniliti mengimbau bahwa hasil penelitian bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perbedaan cara menghitung kematian di beberapa negara, tetapi penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menghubungkan tingkat mortalitas Covid-19 dengan konsumsi sayuran.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa negara seperti Belgia, Britania Raya, Spanyol, Italia, Swedia, dan Perancis adalah negara yang mencatat angka kematian tertinggi di dunia. Lebih dari 800 orang meninggal per 1 juta orang di Belgia. Dua kali lebih tinggi dari Amerika Serikat, negara yang penularannya tertinggi di dunia.
Walaupun ada faktor seperti lockdown dan iklim yang berbeda, negara-negara ini memiliki persamaan; konsumsi kubis dan mentimunnya cukup kecil.
Di Perancis, rata-rata satu individu mengkonsumsi kira-kira satu gram kubis. Di lima negara lainnya di bawah lima gram. Sedangkan di Latvia, rata-rata konsumsi kubis hampir 30 gram per hari. Angka kematian akibat Covid di Latvia merupakan salah satu yang terendah di dunia, 16 per satu juta orang.
Pola yang serupa di temukan di Cyprus. Kubis tidak menjadi bagian yang signifikan dalam diet warganya, namun konsumsi mentimun lebih dari 30 gram per hari. Angka kematiannya sebanding dengan Latvia.
Bousquet, yang juga mantan ketua Aliansi Global WHO melawan Penyakit Pernafasan Kronis, menyampaikan, makanan yang difermentasi atau diacar seperti kimchi juga kaya antioksidan yang juga berlaku sebagai aktivator Nrf2.
Namun, penelitian ini juga menimbulkan teka-teki lain. Konsumsi selada yang tinggi seperti di Spanyol dan Italia, menunjukkan angka kematian akibat Covid-19 yang cukup tinggi. Peneliti belum mendapatkan jawaban mengenai hal ini.
Ren Guofeng, seorang profesor nutrisi medis di Central South University di Changsha, mengatakan virus SarsCov-2 penyebab Covid-19 masih sangat baru. Masih banyak faktor yang tidak terduga dapat terjadi.
“Akan membantu pertempuran melawan pandemi jika kita dapat menemukan kunci rahasia dalam diet, tetapi sejauh ini bukti tidak cukup kuat untuk mendukung teori ini," katanya.
Kubis mengandung vitamin C, vitamin K, vitamin B6, folat, karbohidrat, protein, mangan, serat, kalsium, kalium, magnesium, dan vitamin B1 (thiamin). Sedangkan mentimun mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, kalsium, natrium, kalium, beta karoten, dan serat.
Walaupun penelitian ini belum berpenelaahan sejawat, tidak ada salahnya kita mengonsumsi dua sayuran ini, kan? Salam sehat!
Kirim Komentar