Gudeg.net - Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pengembangan santripreneur berbasis koperasi syariah kepada para santri di Pondok Pesantren Ekonomi Syariah Budhi Darma Piyungan.
Program tersebut dijalankan karena rendahnya literasi keuangan Syariah para santri dengan berbagai latar belakangnya, serta kurangnya fasilitas yang memadai untuk praktik keuangan Syariah seperti ruang bank mikro syariah atau BMT.
Dr. Ayif Fathurrahman, MSI, selaku ketua tim pengabdian, mengatakan, SMK Budi Dharma sebenarnya telah berkomitmen untuk menjadi pesantren entrepreneurship berbasis ekonomi syariah.
Ia melanjutkan, komitmen yang kuat tersebut belum terealisasi dengan maksimal. Dalam hal materi pembelajaran, untuk aspek kompetensi pada lembaga keuanhan mikro syariah masih belum menjadi materi wajib.
“Pendidikan kewirausahaan atau perkoperasian syariah (BMT) belum diadakan, sehingga mereka belum memiliki motivasi dalam berwirausaha syariah melalui BMT,” ucapnya salam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Jumat (7/8).
Berkaitan dengan masalah utama itulah, Ayif bersama timnya menawarkan solusi melalui program yang dicanangkannya.
Ayif dan timnya melakukan pendampingan untuk meningkatkan pemahaman para santri tentang BMT dan melakukan praktik dan pelatihan tentang BMT untuk mendongkrak kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren entrepreneur ini.
Hal ini menurutnya akan membantu mereka untuk berkembang menjadi pesantren entrepreneurship berbasis ekonomi Syariah.
Program yang dijalankan Ayif beserta timnya tersebut pun mendapatkan hasil yang memuaskan. Pemahaman para pengurus pesantren dan santri tentang BMT dan cara operasionalnya semakin meningkat.
Partisipasi guru pun ikut meningkat dalam pengembangan pondok pesantren, yang berdampak pada optimalisasi potensi ekonomi melalui kegiatan pondok pesantren.
“Kami harap dengan adanya pengabdian ini bisa membangun satu sistem pendidikan dan pelatihan kewirausahaan syariah yang dikenal dengan santripreneur yang terintegrasi dengan pengembangan koperasi syariah atau BMT pondok pesantren,” kata Ayif.
Hal ini sebagai wahana untuk pengembangan karakter kemandirian santri.
Kirim Komentar