Gudeg.net—Festival Kethoprak Pelajar (FKP) DI Yogyakarta 2020 merupakan parade penampilan seni kethoprak yang dimainkan oleh sejumlah pelajar dari DI Yogyakarta.
Kegiatan dengan tema “Festival Kethoprak Pelajar Sebagai Wahana Ekspresi Budaya Generasi Muda” ini diinisiasi oleh maestro kethoprak Indonesia, Bondan Nusantara, bersama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DI Yogyakarta.
“Menghidupkembangkan kethoprak tidak cukup hanya dengan memberi fasilitas pada grup-grup kethoprak, melainkan membentuk generasi baru kethoprak,” ujar Bondan Nusantara, kurator untuk FKP 2020 kepada Gudegnet saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (27/10).
Diadakan selama satu hari pada Senin, 26 Oktober 2020, ada tiga sanggar yang terlibat dalam FKP DIY 2020; Sanggar Mantab Jiwa dari Kota Yogya, Lonthang Pangarsa dari Sleman, dan Ponco Laras dan Kulonprogo.
Perwakilan dari Gunungkidul dan Bantul sayangnya tahun ini tidak dapat berpartisipasi karena padatnya aktivitas yang sedang berlangsung.
Tujuan BPNB DIY mengadakan festival ini adalah untuk menjaga agar kesenian kethoprak dapat tetap hidup dan berkembang baik di masyarakat, khususnya di lingkungan generasi muda/pelajar/sekolah, mengadakan.
“Kegiatan ini kami gelar untuk memberi ruang kreatif bagi generasi muda di dalam melestarikan nilai budaya, khususnya kesenian teater tradisional, kethoprak,” ujar Dwi Ratna Nurhajarini, Kepala BPNB DIY di sela-sela penampilan kethoprak pelajar. Ia juga mengungkapkan, beberapa hari sebelumnya kethoprak baru saja dinobatkan sebagai warisan budaya nasional.
Kegiatan ini dirasa perlu untuk memberikan apresiasi kepada para pelaku seni Kethoprak dari kalangan pelajar dengan memberikan ruang ekspresi. Festival ini juga diharapkan dapat mengenalkan kepada masyarakat luas tentang keindahan dari khasanah budaya kesenian kethoprak.
“Dampak positifnya adalah agar generasi muda lebih mengenal dan menyenangi kethoprak karena mereka adalah pemegang masa depan kethoprak. Itu kesadaran saya dan teman-teman Tim Pengembangan Kethoprak dalam membuat program terarah,” ujar Bondan lagi.
Menurutnya, sanggar-sanggar yang berpartisipasi merasa senang karena dapat berkompetisi dan menuangkan ide kreatif tanpa ‘dihantui’ dengan skor berupa angka.
Ketiga sanggar ini tampil dalam pertunjukan singkat sepanjang kurang lebih 30 menit lalu diberikan masukan, kritik, dan saran oleh juri, termasuk Bondan.
Sanggar Lonthang Pangarsa membawakan lakon “Wewaler”, dengan sutradara Herry Suryono, Paguyuban Mantab Jiwa (PMJ) membawakan lakon “Ontran-Ontran Bumi Kerto" yang disutradarai oleh Agus Sugiyanto, dan terakhir ada Sanggar Ponco Laras dengan lakon “Lastri”.
Semua grup yang tampil destival kethoprak ini diiringi oleh grup karawitan Paseban dari Timbulharjo, Sewon, Bantul, pimpinan Sahrul Yuliyanto.
Masih dalam situasi pandemi Covid-19, penyelenggaraan FKP 2020 tentunya mengikuti protokol kesehatan. Masing-masing grup kethoprak maksimal terdiri atas 10 orang pemain atau paraga, ditambah 1 orang sutradara. Sedangkan grup karawitan pengiring maksimal terdiri atas 10 orang pengrawit, ditambah satu orang waranggana.
Pentas dilaksanakan secara daring dan disiarkan di kanal Youtube resmi milik BPNB DIY mulai Senin, tanggal 26 Oktober 2020 pukul 19.30 WIB.
Kirim Komentar