Gudeg.net- Sejumlah pengendara kendaraan bermotor mengaku merasa kebingungan ketika hendak menuju Jalan Malioboro pada saat hari pertama diberlakukannya uji coba rekayasa pedestrianisasi Malioboro hari ini, Selasa (3/11).
Seperti yang diakui Maryadi, pengendara motor yang ingin menuju Malioboro dari arah Jalan Mataram namun diminta untuk lurus melalui Jalan Pasar Kembang.
“Saya bingung juga tadi mau masuk Malioboro, ko ditutup, jadi harus lewat Pasar Kembang dulu baru bisa masuk,” ujarnya saat ditemui di sekitar kawasan Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA), Selasa, (3/11).
Dari pantauan Gudegnet, banyak masyarakat yang memang merasa bingung pada saat pemberlakukan uji coba rekayasa Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) Jalan Malioboro.
Sejumlah kendaraan sempat berhenti di sekitar Gardu Anim PLN karena menunggu arahan dari sejumlah petugas yang sedang mengatur sistem jalan Giratori (berlawanan jarum jam) oleh Dishub DIY dan Kepolisian.
Penutupan akses menuju Jalan Malioboro dimulai pada pukul 11.30 WIB. Diawali dengan menutup jalur pintu masuk Jalan Malioboro dari depan taman parkir ABA.
Seluruh kendaraan dialihkan menuju Jalan Pasar Kembang dan tidak diperkenankan masuk Jalan Malioboro kecuali pesepeda, Trans Jogja dan kendaraan khusus lainnya yang sudah ditentukan.
Setelah itu pengalihan juga dilakukan bagi seluruh pengendara yang hendak menuju Kotabaru dari Jalan Mataram, diarahkan melewati sisi utara Gardu Anim PLN dan lurus ke arah bawah Jembatan Kleringan.
Dishub DIY juga membuat lajur baru dengan menggunakan pembatas jalan atau separator di depan Gardu Anim PLN.
Guna mengantisipasi bertemunya dua lajur kendaraan yang berasal dari Jalan Margo Utomo via Kleringan, Dishub memberhentikan seluruh kendaraan di depan Air Mancur Prasasti Adipura Kleringan.
Maryadi menuturkan, dirinya belum mengetahui adanya penutupan guna uji coba pedestrian Malioboro dengan sistem Giratori tersebut.
“Tidak tau ada tutupan jalan seperti ini, tidak ada pemberitahuan, tapi kalau memang agar Malioboro tidak macet, ya tidak apa-apa. Namun harusnya ada penunjuk jalan, jadi tidak bingung,” tutur pria yang harus memutar jauh untuk mengantar paket ke Jalan Dagen Malioboro tersebut.
Ni Made Dwipanti Indrayanti, Plt Kepala Dishub DIY dalam siaran persnya mengatakan, pentupan jalan ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Malioboro.
“Sistem ini dipakai guna mendukung terwujudnya Jalan Malioboro sebagai kawasan pedestrian yang bebas dari kemacetan yang juga merupakan jalur sumbu filosofis Kota Yogyakarta,” kata dia.
Uji coba MRLL dengan penutupan jalur Malioboro dilakukan hingga pukul 22.00 WIB dan akan berlangsung hingga tanggal 15 November 2020 mendatang.
Kirim Komentar