Gudeg.net- “Jangan lelah berliterasi atau berhenti membaca karena buku adalah jendela dunia”. Setidaknya itulah kalimat pertama yang diucapkan Sutopo (73 tahun) pebecak asal Jetis, Yogyakarta.
Bila dilihat, becak milik Mbah Topo (panggilan akbrabnya) sama saja seperti becak lainnya di kota ini, namun ada yang istimewa dari becaknya yaitu terdapat puluhan buku.
Mulai dari tabloid, buku ilmuwan, buku agama, sejarah, buku ekonomi hingga majalah-majalah. Bukan tidak ada alasan bagi Mbah Topo menaruh buku pada becaknya.
“Walaupun saya sudah tua tapi saya ingin sekali menumbuhkan minat literasi kepada seluruh masyarakat, karenanya banyak buku di becak saya ini,” ujar Sutopo saat ditemui di lokasi mangkalnya di Jalan Tentara Pelajar, Bumijo, Kec. Jetis, Yogyakarta, Jumat (27/11).
Pria tua yang tampak masih terlihat bugar itu menamai becaknya dengan sebutan Becak Pustaka, Ayo Membaca dan sebutan itu dituliskan dengan huruf besar pada bagian depan becaknya.
Mbah Topo mulai bercerita awal terciptanya Becak Pustaka miliknya. Dimula ketika dirinya kerap membaca buku pada saat menunggu penumpang.
Seluruh media literasi yang didapati dalam kesehariannya ia kumpulkan dan tak luput dibacanya. Mulai dari buku, koran maupun hanya sekedar selebaran saja.
Melihat kebiasaannya tersebut, banyak penumpang simpati dan ingin menyumbangkan buku. Satu persatu bukupun berdatangan, kian banyak dan terus bertambah tiap harinya.
Dan akhirnya ia putuskan untuk menyulap becak yang merupakan sarananya mencari nafkah itu menjadi perpustakaan keliling yang lengkap dengan ratusan buku di dalamnya.
“Nek lagi nganggur, aku yo mbaca, opo wae tak baca (kalau lagi gada penumpang, saya ya membaca, apa saja saya baca) dan lama-lama banyak langganan yang ngasih buku dan saya kumpulkan, jadilah Becak Pustaka ini,” ungkapnya.
Mbah Topo juga tidak lupa melabeli bukunya, sebagai tanda boleh dibaca orang dewasa atau anak-anak.
“Terkadang saya juga dibayar dengan buku, ya gapapa. rezeki itu Tuhan yang ngatur mas. Tapi masih banyak juga yang bayar pake uang dan plus buku,” kata lelaki paruh baya yang gemar berbahasa Inggris itu.
Agar penumpang tidak bosan dengan buku yang ada, Mbah Topo mengganti stok buku pada Becak Pustaka setiap seminggu sekali.
Mbah Topo merupakan pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) TNI Angkatan Darat, karena itu diusia senjanya masih terlihat energik dan suka sekali dengan aplikasi Tik Tok.
“Dulu PNS di Kodim TNI AD Yogya sebagai juru gambar,pensiun tahun 2003 dan 2004 saya putuskan mengayuh becak saja, karena mbecak menurut saya menyehatkan, semua badan bergerak mulai dari kaki, tangan dan saya suka nari di Tik Tok,” tuturnya sambil memperagakan gerakan Tik Tok yang sedang hits.
Mbah Topo yang sempat kuliah di ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia), jurusan reklame ini, mengaku sedih melihat generasi muda saat ini yang dalam kesehariannya hanya tergantung pada gadget.
“Hanya dengan membaca, kita bisa tau apa saja, berita atau informasi lainnya. Tapi generasi sekarang sudah lupa, membaca bagi mereka tidak menarik, tapi HP lah hidup mereka sekarang,” kata dia.
Ia berharap, dengan Becak Pustakanya dapat merubah pola gaya hidup generasi muda saat ini, untuk kembali gemar membaca.
Dari Becak Pustakanya, sejumlah penghargaan telah diraih seperti penghargaan dari Dinas Perhubungan DIY dalam lomba disain becak kayuh tahun 2017 dan memenangkan lomba karnaval literasi dari PT Gramedia tahun 2017 .
Dan baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari Dinas Pendidikan Yogyakarta sebagai Pegiat Literasi Kota Yogyakarta untuk tahun 2019-2020.
Selain itu ia juga kerap diundang ke sejumlah pertemuan sebagai nara sumber untuk berbagi pengalamannya, baik dalam maupun luar Yogyakarta.
“Saya hanya ingin berbagi semangat, Semangat BerLiterasi, Semangat Membaca, walaupun saat ini semua ada di HP tapi jangan lupakan membaca buku, luangkan sedikit waktu untuk membaca,” ujar ayah dari tiga orang anak itu.
Diakhir pertemuan Gudegnet, pejuang literasi Kota Yogyakarta ini berkeinginan untuk bertemu langsung dengan Rosianna Silalahi (Rosi) pembawa acara di salah satu televisi swasta Indonesia.
“Saya pingin banget ngobrol sama dia, berbagi ilmu dan cerita. Saya ngefans dengan dia,” tutupnya.
Kirim Komentar