Gudeg.net- Seorang perempuan terlihat asik memainkan tumpukan sejumlah koin yang terletak di atas sebuah kotak berwarna abu-abu.
Puluhan koin disusun tinggi lalu diubah menjadi dua bagian. Sambil mengutak atik koin, sesekali ia berhenti memperhatikan koin-koin tersebut lalu disusunnya kembalI dan ia pun berlalu.
Suasana itu terekam di depan karya dari seorang seniman bernama Ugo Untoro yang berjudul Tradisional Market. Karya tersebut merupakan bagian dari Jogja International Creative Art Festival (JICAF) 2020 yang digelar oleh Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (FSRISI) Yogyakarta.
Ugo memang membiarkan puluhan koin yang merupakan pecahan uang Rp. 500 itu tersebar, tujuannya agar para pengunjung dapat berkreasi dengan sendirinya.
Ia mengatakan, karya miliknya tersebut mengusung topik hilangnya konsep dunia nyata atau real menjadi tidak nyata atau unreal.
“Pasar tradisional sebagai tanda makin berkurangnya kontak fisik, termasuk kemungkinan munculnya atau menguatnya tradisi pembayaran di masyarakat,” ujar Ugo Untoro, mengutip dari intagram FSRISI (@fsrisiyogyakarta), Rabu (16/12).
Selain karya Ugo Untoro terdapat juga puluhan karya seni lainnya yang berasal dari sejumlah seniman ISI Yogyakarta dan perguruan tinggi mancanegara seperti Thailand, Malaysia, Japan, Australia dan Singapore.
Mikke Susanto, Kurator JICAF 2020 mengungkapkan, pameran JICAF merupakan upaya seniman menghadapi realitas terbentuknya tatanan dan masyarakat baru pasca pandemi Covid 19.
“Hadirnya tatanan baru ini menjadikan para kreator seni visual justru tertantang untuk lebih kreatif dan kehadirannya benar-benar bermakna,” ungkapnya.
Pameran bertajuk Seni Kenyataan atau Art Obviousness ini menyajikan sejumlah hasil karya seni seperti lukisan, patung, desain interior, desain grafis, seni media, seni instalasi luar ruang, dan keramik.
Selain itu terdapat juga karya seni kriya seperti kriya logam, tekstil, kayu, dan seni mural serta arsip seni, hingga kerja kuratorial.
“Pameran ini juga bertujuan untuk mempererat kerjasama internasional antara ISI Yogyakarta dengan perguruan tinggi mancanegara yang selama ini telah dijalin,” tutur Mikke.
Konsep karya-karya yang disajikan terfokus pada dua sub-kuratorial, yaitu mengusung tema realitas atau isu-isu kontekstual yang berasal dari berbagai universitas dan koleksi kampus ISI Yogyakarta.
Sejumlah seniman yang terlibat di antaranya Ugo untoro, Ichwan Noor, Asnar Zacky, Timbul Raharjo, Putu Sutawijaya, Stefan Buana, Purjito, Dunadi, Lutse Lambert dan lainnya. Pameran akan berlangsung hingga 15 Maret 2021 dan terbuka untuk umum.
Bagus ceritanya
Sangat menarik
Kirim Komentar