Gudeg.net - Dinas Kebudayaan DIY menggelar acara bertajuk Pentas Daring & Workshop Tari Klasik Gaya Yogyakarta yang ditayangkan perdana Selasa (15/12). Acara ini menghadirkan Sunaryadi Maharsiworo, penari yang juga ketua Pusat Olah Seni Retno Aji Mataram sebagai narasumber.
Sunaryo menampilkan tiga ragam tari dalam satu rangkaian, "Dari yang halus, yang tenang sama yang sebagai tarian kera, wanara," ucapnya.
Dalam perbincangan dengan pembawa acara, Sunaryo antara lain menjelaskan, tarian Yogyakarta terdapat bermacam-macam jenis, seperti Wayang Wong, Bedoyo, Lawung, Langen Mandra Wanara, dan lain-lain.
Ia juga mengatakan, bahwa dalam menari alus, ketika menoleh ke kanan, didahului dengan melihat ke kiri terlebih dahulu, begitu juga sebaliknya.
“Kalau tangan juga kalau naik harus dirasakke, dari jiwa, bukan raganya. Raga ini diberi jiwa dari sini,” katanya sembari menunjuk tangan dan dada.
Selain itu, ia juga menerangkan falsafah dalam menari, "sawiji". “Sawiji kalau di dalam tari menyatukan jiwa, raga, dan peran,” katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, implemetasi sawiji ada tiga, terutama dari "sembah".
"Nyembah itu ada tiga. Nyembah kepada tamu (sembah raga), nyembah kepada raja (sembah cipto), kemudian lebih tinggi lagi sembah jiwo, jiwanya nyembah pada Tuhan. Mau menari supaya bisa lancar baik, sukses, nyuwun sama Tuhan," katanya.
Acara diakhiri dengan penampilan tari. Tayangan ini dapat disaksikan di kanal Youtube tasteofjogja disbud diy.
Kirim Komentar