Gudeg.net - Kampung Mina Padi, Samberembe, Candibinangun, Pakem, Sleman, menawarkan wisata edukatif. Ada berbagai aktivitas menarik yang bisa diikuti di lokasi yang kental dengan suasana alam tersebut.
Secara keseluruhan, area ini memiliki luas sekitar 3 hektar. Mina sendiri berarti ikan. Ricky Wachid Syam, Ketua Kelompok Pengelola Wisata Kampung Mina Padi mengatakan, kegiatan yang ditawarkan di sini adalah wisata edukasi terkait teknologi perikanan yang dikombinasikan dengan pertanian.
Kampung Mina Padi memiliki kegiatan outbond yang unik, dengan menekankan edukasi dan memanfaatkan alam setempat, salah satunya memancing.
"Memancing ikan selama ini yang diketahui pakai kail, berbahaya kalau untuk wisata apa lagi untuk anak-anak. Kita kembalikan ke tradisional, memancing menggunakan lidi pohon kelapa, ujungnya kita kasih cacing," terang Ricky kepada Gudegnet, Kamis (25/2).
Selain itu ada pula aktivitas di sungai ketika musim kemarau, membuat mainan dari janur, hingga cooking class. Dalam cooking class, pengunjung diajak mengolah berbagai masakan seperti nila crispy, pepes nila, rengginang nila, abon lele, dan yang lainnya. Di samping itu, ada pula aktivitas membatiik dan caping painting.
Tempat wisata ini bermula pada tahun 2019. Ricky mengatakan, Karang Taruna setempat sudah lama memiliki angan-angan untuk membuat desa wisata. Aktivitas pertanian dan perikanan menurutnya sudah ada sejak sekitar tahun 2010.
Saat itu digelar acara KTNA (Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan) di mana Kabupaten Sleman menjadi tuan rumah.
"Ada momen KTNA itu kemudian temen-temen mengambil peluang karena yang datang pejabat-pejabat, terkait pertanian dan perikanan tentunya," katanya.
Karang Taruna setempat dan tokoh masyarakat kemudian sepakat membentuk kelompk wisata yang bernama Kampung Mina Padi Samberembe.
Tempat ini lalu mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Perikanan Kabupaten Sleman. Pemerintah memberi bantuan berupa pengembangan sejumlah teknologi seperti mina padi, ugadi, bioflog lele, ikan hias, hingga kolam boster, juga pembangunan fasilitas seperti toilet. Di samping itu, ada pula dukungan dari pihak swasta melalui program CSR.
Selain mina padi, ada juga mina bawang, mina cabai, mina horti. "Karena memang teknologi pertanian techno park. Harapannya ada banyak, nggak hanya mina padi," katanya.
Konsep pertanian mina padi kata Ricky dapat mendatangkan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional. "Ada pelakunya langsung yang mulai 2011 sudah melakukan ini (mina padi), punya analisa bahwa hasilnya ternyata memang lebih tinggi daripada konvensional," ujarnya. Di samping itu, dengan konsep mina padi terdapat dua panenan yakni ikan dan padi.
Pada saat awal menggunakan konsep ini, kata Ricky, memang dibutuhkan biaya operasional lebih tinggi karena harus membuat bedeng keliling, lahan untuk kolam, jaring, dan kebutuhan lainnya. "Tapi itu hanya di awal dan itu bisa dipakai terus," katanya.
Pihaknya memiliki tujuan mengenalkan konsep pertanian ini khususnya kepada generasi muda agar tertarik kepada bidang perikanan dan perikanan. Saat ini, sebanyak 60 persen petani di Kampung Mina Padi adalah pemuda. Jika generasi penerus tidak memiliki pengetahuan tentang pertanian, kata Ricky, tanah pertanian peninggalan orang tua yang berprofesi sebagai petani hanya akan dijual.
Selain itu, dibuatnya wisata ini juga bertujuan menghidupkan kelompok-kelompok setempat seperti kelompok wisata, perikanan, pertanian, wanita tani, poklasar, dikelola oleh kelompok wisata.
Setelah sempat mati suri karena pandemi, tempat wisata ini kembali berbenah. Pengunjung rombongan diwajibkan membawa hasil rapid test.
"Sebenarnya semua sudah ready, cuma kendala-kendala seperti harus melampirkan hasil rapid test sesuai SK Gubernur, menjadi beban untuk yang mau berkunjung," ujarnya.
Saat ini pengunjung banyak berdatangan di akhir pekan. Tidak sedikit pesepeda yang mampir ke angkringan untuk bersantap, dan melihat-lihat sekitar lokasi. Menunya diolah dari kolam sendiri seperti nila, lele, dan yang lainnya.
Ricky menambahkan, saat ini pihaknya belum menentukan tarif untuk wisata. "Masih sukarela, dengan kotak-kotak sumbangan," katanya.
Rencana terdekat, akan dibuat kafe dengan konsep alam, menyesuaikan dengan lokasi. Ricky menargetkan kafe tersebut rampung menjelang puasa Ramadan nanti. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ricky (08562588448).
Kirim Komentar