Gudeg.net- Sejak dini hari hingga pagi hari, Senin (8/3), Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tiga dengan jarak luncur maksimum 1.300 meter.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran terjadi pada pukul 04.51 WIB, 07.12 WIB dan 07.28 WIB.
“Awan panas pada pukul 04.51 WIB beramplitudo 51 mm dan durasi 115 detik dan pada pukul 07.12 WIB beramplitudo amplitudo 55 mm dan durasi 106 detik,” tulis BPPTKG pada grup whatsApp Media Merapi, Senin (8/3).
Sedangkan awan panas guguran pada pukul 07.28 WIB terekam pada seismogram dengan aplitudo dengan amplitudo 35 mm dan durasi 160 detik. Awan panas yang terjadi ketiganya mengarah ke barat daya yaitu Kali Boyong dan Kali Krasak.
Dalam laporan perkembangan Merapi mingguan periode 26 Februari-4 Maret 2021 BPPTKG mengatakan terjadi perubahan morfologi area puncak Merapi karena aktivitas vulkanik.
“Pertumbuhan volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 711.000 m3 dengan laju pertumbuhan 13.900 m3/hari. Sedangkan ketinggian kubah juga terjadi, terukur sebesar 45 meter pada 1 Maret 2021,” ungkap BPPTKG.
Saat ini potensi bahaya erupsi Gunung Merapi berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
“Sedangkan potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu mengarah ke sungai Gendol sejauh 3 km,” tambahnya.
Erupsi eksplosif juga masih berpeluang terjadi dengan potensi bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.
Gunung Merapi saat ini masih berstatus Siaga (level III) sejak ditetapkan oleh BPPTKG pada 5 November 2020.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan menjaga jarak aman sejauh 5 Km dari puncak.
Kirim Komentar