Gudeg.net—“Neng Ning Nung Nang” merupakan sesanti yang ditinggalkan Ki Hadjar Dewantara untuk kita. Dalam diam (meneng) akan mendapatkan ketajaman nurani (wening) akan dimampukan (kasinungan) untuk mendapatkan kemenangan (menang).
Memperingati satu abad Taman Siswa, Sigit Sugito menggagas suatu agenda diskusi berkala. Diskusi ini perdana dilaksanakan pada 2 Mei 2021 hingga 3 Juli 2022, tepat saat usia perguruan Taman Siswa 100 tahun.
“Acara ini digagas untuk menemu kenali ajaran Ki Hadjar, bukan mengkultuskan Ki Hadjar Dewantara,” ujar Sigit, penggagas agenda ini, saat berbincang dengan Gudegnet melalui pesan singkat, Jumat (30/4).
Ki Hadjar Dewantar melalui Taman Siswa telah meletakkan dasar pendidikan yang berkebudayaan. Menemukan dan mengenali kembali ajaran Ki Hadjar agar dapat "dikinikan" dengan kebudayaan pada masa kekinian menjadi penting.
Panitia satu abad Taman Siswa memanggil seluruh elemen bangsa untuk terlibat dengan segala ide dan gagasan dalam rangka untuk membangun bangsa.
"Pendidikan sebagai akar membangun bangsa harusnya berlandaskan dari jati diri bangsa, dan Ki Hadjar telah meletakan sejak tanggal 3 Juli 1922 dengan mendirikan Taman Siswa," ujar Pamuji Raharja, Ketua Panitia Peringatan Satu Abad Taman Siswa.
Diskusi akan diikuti oleh berbagai tokoh yang menaruh keprihatinan terhadap kondisi bangsa. Pada tanggal 2 Mei 2021, diskusi akan menghadirkan Prof Edy Suandi Hamid (Rektor UWM), Prof Purwo Santoso (Rektor UNU), Prof Supriyaka ( Direktur Pasca Sarjana UST), dan Dr. Saryana. MSi (Rektor UGK).
Raden Mas. Soewardi Soerjaningrat, nama pemberian dari ayah Ki Hadjar Dewantara yang merupakan kerabat Kadipaten Puro Pakualaman. Soewardi lahir tepat pada tanggal 2 Mei 1889, yang kemudian dijadikan tanggal memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Kirim Komentar