Gudeg.net- Hingga Sabtu (1/5) siang, Gunung Merapi dua kali memuntahkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.300 meter.
Awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 07.31 WIB beramplitudo 45 milimeter dengan durasi 91 detik dan arah luncuran ke barat daya.
“Awan panas guguran kedua terjadi pada pukul 10.44 WIB dengan aplitudo 61 milimeter berdurasi 95 detik dan mengarah ke barat daya,” ujar BPPTKG dalam keterangan tertulisnya, di hari yang sama.
Walaupun kedua jarak luncur kedua awan panas cukup jauh, BPPTKG belum menerima laporan terjadinya hujan abu vulkanik di sekitar lereng Merapi.
BPPTKG menjelaskan, saat terjadinya awan panas guguran, visual Merapi tertutup kabut namun sempat terpantau melalui CCTV Pos Pemantauan Babadan, Magelang.
Menurut laporan harian perkembangan Gunung Merapi periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB BPPTKG mencatat adanya sejumlah data kegempaan seperti gempa guguran sebanyak 24 kali dengan amplitudo 3-25 milimeter berdurasi 9-97 detik.
Selain itu terjadi juga gempa hembusan sebanyak dua kali beramplitudo 3-4 milimter dengan durasi 10-12 detik, gempa fase banyak/hybrid sebanyak tiga kali beramplitudo 2-4 milimeter dengan durasi 4-7 detik.
“Untuk gempa tektonik jauh terjadi sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 milimeter dengan durasi 125 detik,” tambah BPPTKG.
Untuk potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 Km.
Hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga atau level III sejak 5 November 2021 dan seluruh masyarakat dilarang untuk melakukan aktivitas apapun di sekitar lereng Merapi.
Kirim Komentar