Gudeg.net- “Yang baru...yang baru, uang baru...mari mas....mbak...,” teriak Yunan seraya melambaikan tangannya kepada para pengendara yang melintas di kawasan Titik Nol Yogyakarta.
Yunan adalah salah satu dari puluhan penyedia jasa penukaran uang baru yang selalu menjamur menjelang Hari Raya Idulfitri di Kota Yogyakarta.
Beragam pecahan uang dijajakan olehnya setiap hari mulai dari H-10 Lebaran. Mulai dari pecahan uang Rp.1.000, Rp.2.000. Rp.5.000. Rp.10.000 dan Rp.20.000. tertata rapi pada lapaknya.
Untuk lapak uangnya ia hanya menggunakan tas koper kecil berkaki kayu di tepian jalan dan seluruh uang dibungkus dalam plastik agar bersih dan rapi.
“Ya lapakku mung ngene ki mas (lapak saya cuma begini)...nganggo koper cilik (pakai koper kecil), pake kayu kakinya sama bangku plastik buat duduk kalau capek berdiri,” ujarnya.
“Tapi aku tetap semangat mas, duwit anyar okeh sing golek i soale (soalnya uang baru baru yang mencari), apalagi dekat Lebaran nanti,” tambahnya sambil tidak berhenti memangil pengedara yang melintas.
Ya memang, kebutuhan akan uang baru sangat besar terlebih mendekati perayaan Lebaran. Karenanya Yunan tidak mau ketinggalan menjual uang baru setiap momen Lebaran tiba.
Yunan bercerita, uang yang ia jajakan sebenarnnya bukan miliknya, tapi ada bandar yang selalu memasok uang baru padanya. Ia sudah menjadi orang kepercayaan sang bandar sejak beberapa tahun lalu.
“Uang-uang ini punya bosku, saya hanya ambil ke dia berapa saja saya mau, tapi ya tetap setor ke dia pada saat akhir jualan. Ini bukan uang saya, saya cuma dapat sekitar 4-5 persen dari total penjualan sampai Lebaran,” jelasnya.
Sedangkan keutungan penjualan per uang yang dijajakan, Yunan tidak mematok banyak, hanya sekitar Rp.10.000 hingga Rp. 15.000 saja per 100 lembar.
Misalkan, uang baru pecahan Rp.2.000 dalam 100 lembar, ia hanya menjual Rp.210.000, sedangkan uang pecahan Rp.5.000 dalam 100 lembar ia jual dengan harga Rp. 515.000. Semakin banyak jumlah yang ia jual maka semakin berlipat keuntungannya.
“Untungnya kecil mas, cuma 10-20 ribu aja per 100 lembar. Tapi kan orang yang beli kadang sampai ratusan lembar jadi ya untungku berlipat. Yah lumayan mas buat Lebaran anak istri juga ko ini semua,” lirihnya sambil mengelap keringat yang mengucur di wajahnya.
Namun ada yang istimewa dari Yunan, ia juga mejajakan uang pecahan Rp.75.000 yang secara khusus dikeluarkan Bank Indonesia beberapa waktu lalu. Walaupun jumlahnya hanya terbatas, peminatnya cukup banyak.
“Kalau uang Rp.75.000 ini saya jual antara Rp.90.000-Rp.100.000 per lembar. Banyak juga yang cari, mayan buat lengkap-lengkap stok uang mas,” kelakarnya.
Yunan telah berjualan uang baru sejak tahun 2015, di mana saat itu hanya dia yang menggelar jasa penukaran uang baru di kawasan Titik Nol.
Namun semakin tahun, pedagang uang makin bertambah dan semakin mengular hingga perempatan Jalan Gondomanan bahkan hingga pertigaan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.
Untuk tahun ini Yunan mengungkapkan, lebih baik dari tahun lalu. Di H-5 Lebaran keutungan Yunan sudah mencapai target.
“Tahun ini lumayan dari tahun lalu. Yang nukar atau beli uang rame. Hari ini saja dari jam 08.00 WIB buka sampai sore ini, saya udah untung jutaan mas. Belum lagi kalau malam, tambah rame mas. Yah buat rezeki keluarga mas,” tutur pria asal Wonosari yang kesehariannya sebagai tukang becak di Taman Pintar.
Yunan dan sejumlah penjual uang baru mulai menggelar lapaknya pada pukul 08.00 WIB hingga hampir mendekati tengah malam setiap harinya.
“Ya mudah-mudahan sampai dekat Lebaran terus ramai mas, jadi kita orang-orang kecil juga bisa ikut merasakan Lebaran tahun ini. Yah walaupun saya tahu sekarang masih ada corona, tapi kita semua harus tetap semangat mas,” harap Yunan sambil merapihkan masker yang turun ke mulutnya.
Kirim Komentar