Gudeg.net-Setelah dipersiapkan selama tiga bulan, film “Asdrafi Di Atas Kereta Waktu” (“Serpihan Jejak Asdrafi”) akan diluncurkan Minggu (16/5) di Pendapa Pakuningratan/Asdrafi, Sompilan, Ngasem 12.
Selain pemutaran film, acara ini juga akan mengelar dialog sekaligus memperkenalkan para pemain. Ada pula penampilan pantomim Ende Riza.
Film ini disutradarai oleh Indra Tranggono yang juga menulis naskah untuk film ini. Indra mengatakan, film ini bukan film sejarah, melainkan dokudrama di mana cerita fiksi digunakan untuk mengungkap beberapa data kualitatif tentang perjalanan dan semangat kreatif Asdrafi (Akademi Seni Drama dan Film Indonesia).
“Saya berusaha menghadirkan spirit Asdrafi yang tahan pukul dalam perubahan zaman. Pada setiap era, Asdrafi selalu berkontribusi melalui ide, karya, dan sumber daya manusia kreatif,” ujar Indra saat berbincang dengan Gudegnet, Selasa (11/5).
Jedink Alexander, salah seorang pemeran sekaligus produser mengatakan, tujuan pembuatan film ini adalah untuk menggugah ingatan atas eksistensi Asdrafi dan memberikan apresiasi kepada masyarakat.
“Sejak berdiri pada tahun 1955, Asdrafi telah mendidik para mahasiswa menjadi kreator yang mumpuni di bidang drama dan film. Antara lain Teguh Karya, Koesno Sudjarwadi, Maruli Sitompul, Hendra Cipta, Alex Suprapto Yudho, Sri Harjanto Sahid dan Masrom Bara. Asdrafi tidak hanya memberikan ilmu seni, tetapi juga ilmu kehidupan yang sangat bermakna bagi kelahiran para seniman. Kini Asdrafi telah menginisiasi berdirinya Insaga Asdrafi yang menangani pendidikan seni,” ujar Jedink saat diwawancarai di peluncuran bukunya, "Celoteh Jedink" di Sosrowijayan, Minggu (9/5).
Film ini mengisahkan tentang semangat kreatif Asdrafi yang tidak mengenal mati. Kisah dibuka dengan kemunculan tokoh Jedink bersama istri dan anaknya bernama Stefani.
Jedink yang selama ini tinggal di Melbourne Australia, mengajak anak dan isterinya mengunjungi kampus Asdrafi untuk menyerap pengalaman dan pengetahuan.
Mereka menemukan komunitas kreatif yang memberikan banyak inspirasi. Stefani pun akhirnya memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta karena ingin menempa diri dan menjadi seniman profesional.
Film ini diperankan oleh para aktor alumni Asdrafi seperti Jedink Alexander, Siti Nikandaru Chairina, Deddy Ratmoyo, Meritz Hindra, Ende Riza, Titok Pangethi Adji, Nur Iswantara, Mahmoud Elqadrie, Harlizon, Khocil Birawa, dan Awang Rebo Legi, Vio Bintang Pamungkas, Cristina Deque, Gee Myta, Yosep S, dan Nunung Rita. Kameraman/editor, Joni Asman. Penata musik, Memet Chaerul Slamet dan penata artsitik, Marco Dinata.
Film ini merupakan produksi kedua yang diluncurkan Jedink Production dan Guyub Rukun Keluarga ASDRAFI Yogyakarta setelah “Aku Bukan Marsinah".
Seni & Budaya
'Asdrafi di Atas Kereta Waktu': Dokudrama Sejarah Asdrafi

Salah satu adegan dalam 'Asdrafi di Atas Kereta Waktu'/dok. Jedink Production
Kirim Komentar