Gudeg.net- Kamis (20/5) pagi pukul 08.30 WIB, Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter.
Awan panas yang mengarah ke barat daya tersebut terpantau jelas dari CCTV Pos Pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Stasiun Panguk, Sleman.
“Awan panas guguran pagi ini tercatat pada seismogram dengan amplitudo 41 milimeter dan berdurasi 170 detik,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/5).
Selain awan panas guguran, Merapi juga mengeluarkan asap berwarna putih dengan intensitas tebal setinggi 300 meter sejak dini hari hingga siang ini.
Teramati juga luncuran lava pijar sebanyak dua kali dengan jarak maksimum 800 meter dan mengarah ke barat daya atau sekitar Turi Sleman maupun Srumbung, Jawa Tengah.
Dari laporan harian periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB , BPPTKG mencatat adanya sejumlah data kegempaan terjadi.
Untuk gempa guguran terjadi sebanyak 31 kali beramplitudo 3-22 milimeter (mm) dengan durasi 13-17 detik, gempa hembusan dua kali dengan amplitudo 2-7 mm berdurasi 15-18 detik dan gempa hybrid atau fase banyka tiga kali beramplitudo 3-15 mm berdurasi 6-11 detik.
“Terjadi juga gempa vulkanik dangkal sebanyak satu kali dengan amplitudo 23 mm berdurasi 13 detik,” tambah Hanik.
Hingga saat ini, Gunung Merapi masih pada status Siaga atau level III sejak ditetapkan pada bulan November 2020.
Untuk potensi bahaya salah satu gunung teraktif di dunia ini masih berupa guguran lava, awan panas serta banjir lahar dingin di musim penghujan.
Hanik mengimbau masyarakat untuk tidak mendekat dan melakukan aktivitas apapun di sekitar lereng Gunung Merapi.
“Pelaku wisata dan penambang pasir untuk tidak melakukan kegiatan apapun, baik di sekitar maupun yang masuk ke dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III,” imbaunya.
Kirim Komentar