Gudeg.net- Berdasarkan laporan mingguan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi mengalami 10 gempa tektonik dalam sepekan terakhir.
Selain itu terjadi juga sejumlah kegempaan lainnya seperti 468 kali gempa vulkanik dangkal, 3 kali gempa low frekuensi, 1.520 kali gempa fase banyak, 1.048 kali gempa guguran dan 146 kali gempa hembusan.
“Pada minggu ini intensitas kegempaan masih cukup tinggi,” ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam laporan mingguan perkembangan Gunung Merapi periode 23-29 Juli 2021, Jumat (30/7).
Selain itu, dalam sepekan ini terjadi juga ratusan guguran lava pijar yang mengarah ke barat daya dan tenggara Gunung Merapi.
Guguran lava sebanyak 29 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 m, 145 kali ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 m, 4 kali ke barat dengan jarak luncur maksimal 800 m, dan 1 kali ke barat laut dengan jarak luncur 500 m.
“Empat kali awan panas guguran mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.500 meter juga terjadi sepanjang minggu ini,” jelasnya.
Sedangkan untuk cuaca pada pekan ini umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.
Merapi juga mengeluarkan asap berwarna putih dengan ketebalan tipis hingga tebal setinggi 150 m dan teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada tanggal 29 Juli 2021.
Hanik mengimbau, kepada masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi bencanaGunung Merapi yang bisa terjadi kapan saja.
“Hindari aktivitas di sekitar lereng Merapi. Hingga saat ini potensi bencana masih seputar lontaran material vulkanik, awan panas guguran dan lava pijar,” imbaunya.
Kirim Komentar