Gudeg-net- Saat ini Gunung Merapi masuk ke dalam fase ekstrusi, yang ditandai dengan tingginya intensitas guguran lava pijar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, saat konferensi pers melalui zoom meeting, Jumat (3/9).
“Fase ekstrusi ditandai dengan tingginya intensitas guguran lava pijar yang terjadi pada permukaan gunung dan minggu ini guguran cukup banyak,” ujar Hanik Humaida.
Hanik menjelaskan, terjadinya fase ekstrusi kali ini juga ditandai dengan adanya penurunan deformasi gunung yang menunjukkan tekanan magma dari dalam sudah mulai berkurang. Tekanan magma dari dalam perut gunung menuju permukaan dinamakan fase instruksi.
“Fase intruksinya sudah mulai melandai, nah sekarang masuk ekstruksi namun tetap harus kita waspadai juga,” jelasnya.
Potensi bahaya pada fase ekstrusi masih cukup tinggi, terlebih dengan terjadinya awan panas guguran, walaupun intensitasnya jarang tetapi bila terjadi berjarak luncur cukup jauh.
“Intensitas awan panas guguran Gunung Merapi pada minggu ini cenderung menurun namun untuk guguran lava pijar masih cukup tinggi dan ini menandakan fase ekstruksi,” tuturnya.
Dalam konferensi pers virtual tersebut, Hanik juga membacakan laporan perkembangan gunung yag berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.
BPPTKG mencatat, pada pekan ini telah terjadi enam kali awanpanas guguran mengarah ke barat daya dan berjarak luncur maksimal 2.500 meter (m).
Sedangkan untuk guguran lava pijar terajdi sebanyak 80 kali dengan arah luncuran mengarah ke barat daya dan berjarak luncur maksimal 2.000 m.
“Sempat terjadi hujan abu pada tanggal 28 Agustus dan 1 September 2021 dibeberapa wilayah di sekitar Magelang, Jawa Tengah,” ungkapnya.
Untuk morfologi pada pekan ini masih sekitar kubah lava barat daya dan kubah tengah, yaitu ketinggian kubah barat daya bertambah sekitar 2 m dan kubah tengah bertambah sekitar 1 m. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.440.000 m3 dan kubah tengah sebesar 2.842.000 m3.
Hanik menambahkan, kegempaan pekan ini juga masih tinggi bila dibandingkan dengan pekan lalu.
“Aktivitas Merapi masih tinggi dan belum ada penurunan level, jadi masyarakat harus tetap waspada atas kemungkinan potensi bahaya Merapi,” tambahnya.
Hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III sejak ditetapkan pada 5 November 2020.
Kirim Komentar