Seni & Budaya

Akara, 78 Perupa Menangkap ‘Api’ Bung Karno

Oleh : Rahman / Selasa, 08 Juni 2021 09:00
Akara, 78 Perupa Menangkap ‘Api’ Bung Karno
Pengunjung mengamati sejumlah lukisan pada pameran Akara di Kantor DPD PDI Perjuangan DIY, Yogyakarta, Senin (7/6)-Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- “Menangkap Api Soekarno,” ujar penulis Pameran Seni Rupa Akara, Wawan Kurniawan dalam katalog pameran yang Gudegnet terima, Selasa (8/6).

Wawan menjelaskan, api yang dimaksud adalah gagasan sang proklamator Soekarno yang tidak pernah padam dan terus menyala hingga sekarang.

“Pameran ini merupakan independensi dari 78 perupa dalam menangkap ‘Api’nya Soekarno yang dituangkan dalam berbagai macam media lukis, baik kanvas atau yang lain,” jelasnya.

Pameran Seni Rupa Akara merupakan ajang ekspresi para perupa Indonesia yang mengangkat tema Soekarno. Pameran yang digelar di Kantor DPD PDI Perjuangan DIY ini sekaligus memperingati Bulan Bung Karno yang jatuh pada bulan Juni setiap tahunnya.

Tanggal 6 Juni 1901 adalah hari lahir Soekarno dan di bulan yang sama namun berbeda tahun yaitu 21 Juni 1970 sang proklamator meninggal dunia pada usia 69 tahun.

Selain itu ada juga sejumlah peristiwa yang berhubungan dengan Soekarno yang terjadi pada bulan Juni, itu sebabnya bulan Juni disebut juga Bulan Bung Karno.

Akara adalah sebuah istilah klasik dalam bahasa Sanskerta yang memiliki arti wujud atau rupa. Wawan mengungkapkan, para seniman merefleksikan Bung Karno ke dalam karya seni dengan cara pandang dan pendekatan yang berbeda sesuai gaya masing-masing.

“Seluruh karya yang terpajang, layaknya melihat harta karun keutamaan Bung Karno. Di mana rupa dan ide yang dituangkan menunjukkan kekayaan gagasan Soekarno,” ungkapnya.

Ke-78 perupa yang terlibat dalam pameran seni ini antara lain, Butet Kartaredjasa, Ong Hari Wahyu, Bambang Herras, Budi Ubrux, Bunga Jeruk, Agung Pekik, Laksmi Shitaresmi, Nasirun, Ugo Untoro, dan Putu Sutawijaya.

Perupa Nasirun memilih untuk mengungkapkan mimpi besar Soekarno dalam lukisannya yang berjudul ‘Menuju Indonesia Emas’.

“Pada pameran ini kita sama-sama menggali kesadaran tentang Jas Merah (jangan sesekali melupakan sejarah ) dan tentang berdikari,” ujar Nasirun.

Seniman Butet Kertaredjasa dalam karyanya yang berjudul ‘Kudu Waspada’ menampilkan sejumlah panel keramik bertuliskan Eling lan Waspodo. Selain itu terdapat juga simbol banteng dan dua punakawan, Bagong dan Petruk.  

Sementara itu perupa Yuswantoro Adi mengangkat tajuk karyanya dengan judul ‘Warisi Apinya, Jangan Abunya’. Yuswantoro menggambarkan 21 batang korek api sebagai simbol hari wafat Bung Karno yang menyala. Nyala korek api mengeluarkan asap dan membentuk figur Soekarno yang sedang berorasi menyuarakan suara rakyat.

Wawan berharap, pameran ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sejatinya Bung Karno adalah peletak fondasi sejarah seni rupa Indonesia.

“Melalui seni rupalah Bung Karno menuangkan ide, gagasan, serta inti sari perjuangan selama hidupnya. Selamat menikmati ragam rupa Sang Putra Fajar,” harapnya.

Pameran akan berlangsung hingga 30 Juni 2021, dimulai dari pukul 09.00 WIB -20.00 WIB. Bagi masyarakat yang ingin menikmati pameran diminta untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini