Gudeg.net- Aktivitas Gunung Merapi pada minggu ini masih cukup tinggi, itu dibuktikan dengan meningkatnya intensitas kegempaan yang terjadi pada 16-22 Juli 2021.
Data kegempaan menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) adalah gempa vulkanik dangkal sebanyak 273, gempa low frekuensi 7 kali, gempa fase banyak/hybrid 1.067 kali, gempa guguran 1.467 kali dan gempa hembusan 145 kali.
“Sedangkan untuk gempa tektonik, pada minggu ini terjadi sebanyak enam kali,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humiada dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/7).
Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 62 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter, 101 kali ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter, 2 kali ke barat dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter, dan satu kali ke barat laut dengan jarak luncur 500 meter.
“Guguran yang teramati pada sisi barat berasal dari material lama Lava 1992 dan Lava 1998, demikian juga guguran yang mengarah ke barat laut berasal dari material lama Lava 1948,” jelasnya.
Analisis morfologi dari Stasiun Kamera Tunggularum menunjukkan volume kubah di sektor barat daya sebesar 1.880.000 meter kubik dan dari Stasiun Kamera Deles menunjukkan volume kubah tengah sebesar 2.808.000 meter kubik.
Untuk deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 7 cm/hari.
Hingga saat ini Gunung Merapi masih dalam status Siaga atau level III dan potensi bahaya masih berupa guguran lava dan awan panas.
Potensi bahaya pada sektor Tenggara–Barat Daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro, dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Kirim Komentar