Gudeg.net- Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap seluruh warga Yogyakarta dapat turut berpartisipasi dalam kemeriahan HUT Ke-265 Kota Yogyakarta.
Ia menjelaskan, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19 maka seluruh rangkaian perayaan HUT Kota Yogyakarta pada tahun ini digelar secara daring untuk masyarakat.
“Saya berharap, seluruh warga Kota Yogya untuk berpartisipasi aktif secara daring dan tetap menjadikannya sebagai pesta rakyat,” ujar Haryadi Suyuti dalam keterangan tertulisnya yang diterima Gudegnet, Senin (4/10).
Rangkaian HUT Ke-265 Kota Yogyakarta berlangsung mulai tanggal 1 hingga 7 Oktober 2021 di antaranya peluncuran logo HUT Ke-265 Kota Yogyakarta pada 1 Oktober 2021, Dekorasi Arsip Foto “Jogja Tempoe Doloe dan Kini pada 3 Oktober 2021 dan Festival Permainan Rakyat pada 5 Oktober 2021.
Sedangkan untuk puncak HUT Kota Yogyakarta akan berlangsung pada tanggal 7 Oktober 2021 dengan pagelaran Wayang Jogja Night Carnival dengan tema Semar Boyong di Stadion Mandala Krida. Rencananya acara puncak tersebut akan digelar secara hybrid dengan peserta dan undangan terbatas mulai pukul 18.00 WIB.
Haryadi mejelaskan, seluruh rangkaian HUT Yogyakarta merupakan representasi berbagai kegiatan yang menggambarkan kreativitas dan peran serta masyarakat dalam mewarnai dinamika Kota Yogyakarta.
“Walaupun di masa pandemi, kita merayakannya dengan khidmat, dengan tenang di rumah masing-masing, untuk tetap menjaga protokol kesehatan,” jelasnya.
Haryadi mengungkapkan, rangkaian acara HUT Kota Yogyakarta kali ini akan dikemas dengan epik namun tidak menghilangkan syarat protokol kesehatan.
“Para peserta diwajibkan menggunakan masker, yang terpenting sudah divaksin dan melakukan swab antigen. Selain itu semua penampil yang melakukan aksi ackrobatik juga diberikan asuransi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta juga telah meluncurkan logo serta tema yang akan diangkat pada perayaaan hari jadi Kota Yogyakarta tahun 2021 ini.
Tema perayaan HUT Ke-265 Yogyakarta tahun ini adalah Tanggap Tanggon Tuwuh dan setiap kata tersebut memiliki arti berbeda-beda.
Tanggap, memiliki arti kecepatan dalam beradaptasi dengan situasi yang terus berkembang. Tanggon berarti tangguh dan kokoh walau situasi tak menentu namun tetap kuat dan tidak menyerah. Sedangkan Tuwuh berarti kemampuan untuk terus hidup dan berkembang apapun kondisinya.
“Tema ini dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi yang menuntut kita untuk wajib cepat beradaptasi, saling menguatkan satu sama lain, dan saling gandeng-gendong dengan sikap optimis bagi kemajuan Kota Yogyakarta,” pungkas orang nomor satu di Kota Yogyakarta itu.
Kirim Komentar