Gudeg.net- Pada minggu ini terjadi dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2.500 meter mengarah ke barat daya. Dampak awan panas tersebut terjadi hujan abu tipis di wilayah Kecamatan Selo, Boyolali dan sekitarnya,
“Minggu ini terjadi juga guguran lava sebanyak 60 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida pada laporan minggua perkembangan Gunung Merapi periode 15-21 Oktober 2021, Jumat (22/10).
Pada tanggal 19 Oktober 2021, Merapi juga sempat mengeluarkan asap berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal setinggi 700 meter. Asap teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo.
Sementara itu, untuk data kegemaan Merapi pada minggu menunjukkan adanya peningkatan dari pekan lalu. BPPTKG mencatat, terjadi empat kali gempa vulkanik dangkal, 22 kali gempa low frekuensi, 583 kali gempa fase banyak/hybrid dan 1.363 kali gempa guguran.
“Selain itu terjadi juga 110 kali gempa hembusan dan tujuh kali gempa tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi,” jelasnya.
Pekan ini tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik kubah barat daya maupun kubah tengah. Untuk volume kubah lava barat daya pekan ini sebesar 1.609.000 m3, sedangkan kubah tengah sebesar 2.927.000 m3.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Tenggara Barat Daya sejauh maksimal 3 Kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
“Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak gunung,” tuturnya.
Hingga saat ini status Gunung Merapi masih pada tingkatan Siaga atau Level III sejak ditetapkan pada bulan November 2020.
Kirim Komentar