Gudeg.net- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY akan melakukan sejumlah perbaikan di selasar Malioboro agar lebih tertata dan bisa dimanfaatkan untuk aktivitas seniman.
Perbaikan tersebut di antaranya adalah penambahan penerangan, perbaikan trotoar yang rusak, pengecatan kursi dan penyeragaman warna bangunan di sepanjang Jalan Malioboro.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamnegkubuwono X mengatakan, setelah perbaikan infrastruktur, Malioboro akan digunakan untuk memfasilitasi para seniman dan pekerja kreatif.
“Perlu dinaikkan atmosfer seni atau kreatifnya supaya Malioboro hidup lagi,” ujar Sri Sultan dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Selasa (8/2).
Sultan menjelaskan, Malioboro tanpa PKL bukan berarti ruhnya hilang namun tetap hidup dengan warnanya sendiri.
“Segera dirumuskan apa saja yang darurat (silakan koordinasi) tanpa perlu menunggu perintah dari saya, termasuk perubahan lewat APBD atau Danais,” jelas Sultan.
Dalam keterangan tertulis yang sama, perwakilan seniman Heri Pemad mengatakan, Malioboro berpotensi menjadi kawasan yang mencerminkan Yogyakarta.
"Saya yakin semuanya berkeinginan merespon adanya Malioboro saat ini. Di mana, temen-temen melalui obrolan-obrolan informal, itu (Malioboro) akan menjadi galeri atau panggung terbesar se-dunia,” ungkap Heri Pemad yang diikut sertakan dalam Rapat Koordinasi Pasca Relokasi PKL Malioboro di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (7/2) kemarin.
Heri mengungkapkan, Malioboro memiliki banyak potensi untuk dimanfaatka knarena DIY memiliki fasilitas dan sumber daya yang tidak dimiliki daerah lain.
“Kami melakukan kurasi dan bekerjasama dengan seniman-seniman lainya untuk mengisi Malioboro dengan pentas atau pertunjukkan seni,” ungkapnya.
Kirim Komentar