Seni & Budaya

Yogyakarta Komik Weeks 2022 “Aksi Transisi”

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Rabu, 02 November 2022 09:52
Yogyakarta Komik Weeks 2022 “Aksi Transisi”
Yogyakarta Komik Weeks 2022 di Jogja National Museum. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – Selama sepuluh hari dari tanggal 27 Oktober hingga 5 November 2022, Mulyakarya sebuah ruang kolektif yang bertujuan untuk menampung dan mempublikasikan karya-karya komik dan seni rupa perupa-perupa independen terutama yang berada di Yogyakarta menggelar acara Yogyakarta Komik Weeks (YKW) 2022.

YKW 2022 dihelat di komplek Jogja National Museum (JNM) Jalan Prof. Dr. Ki Amri Yahya No.1 Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta pada Kamis (27/10) sore.

Sebanyak 60 peserta pameran yang terdiri dari 30 peserta pemenang lomba komik Kukuruyug #8 yang telah diselenggarakan pada tanggal 2-4 Agustus 2022 di Omah Petroek, Kaliurang, Yogyakarta serta 30 seniman yang komik dari sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta dan kota lain, yang diundang melalui sistem kurasi.

Karya komik YKW 2022 terpajang di lorong JNM. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Selain pameran dihelat pula drama komikal, seminar, pembacaan komik, cosplay, bincang komik, akustikomik, serta melodi komik selama YKW 2022 berlangsung.

Dalam catatan kuratorial Terra Bajraghosa menjelaskan bahwa sampai saat ini banyak orang mengenal dan mengingat komik karena adegan-adegan aksinya, semisal kisah superhero dan silat. Karena sifat ruang komik yang terbatas, penggambaran potongan aksi demi aksi dalam tiap panel komik menjadi penting untuk menjalin cerita. Bukan hanya adegan aksi, media komik sendiri identik dengan transisi secara berurutan, atau sekuensial. Pergantian atau perubahan pada satu panel ke panel berikutnya menentukan jalannya cerita suatu komik.

Jaka Tingkir – 8 halaman – DN Koestolo – 2022. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Ellen Wiese mencatat bahwa komposisi ilustrasi yang dilakukan oleh Rodolphe Topffer dari tahun 1827-1844, yang memadukan deretan panel, kolaborasi kata-kata dan gambar-gambar, telah bertransisi dari ilustrasi berupa deretan gambarnya William Hogarth. Tindakan kreatif yang dilakukan tersebut menjadikan Topferr disebut sebagai “penemu (perangkat-perangkat) komik (mula-mula)” dan menandai periode masa hadirnya medium komik. Aksinya dalam menghadirkan bentuk karya seni yang mencampur teks dan gambar tersebut dilakukan secara sadar oleh Topffer.

“Topffer melihat dalam karyanya bahwa gambar tanpa teks hanya menampilkan makna yang kurang jelas, dan teks tanpa gambar hampir-hampir tidak akan memiliki makna. Begitu pula dengan komposisi panel berurutan yang memperoleh maknanya, yang hanya bisa dipahami, melalui apa yang hadir pada panel sebelumnya dan panel yang mengikuti setelahnya.” papar Terra.

Karya kompetisi Komik Kukuruyug #8 tingkat SMA/K. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Selain salinan arsip dan foto tentang perjalanan komik di Indonesia termasuk koleksi komik, dipamerkan pula replika cetak ulang komik karya Jan Mintaraga (Tertiup Bersama Angin, Kapten Halilintar), DN Koestolo (Jaka Tingkir, Suluk Mangir, Ruru Jataka).

Tiga puluh pemenang lomba Kukuruyug #8 menampilkan karya yang cukup beragam mulai dari drawing hitam putih hingga yang berwarna dalam berbagai medium di atas kertas.

Selain drawing beberapa seniman mengeksplorasi teknik pembuatan komik. Seniman grafis Agung Pekik dalam karya “Family Gathering” yang dibuat dalam medium relief print hardboard cut di atas kanvas dengan hand coloring.

Koleksi komik dalam YKW 2022. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Seniman grafis Dodi Irwandi mempresentasikan dua karya komik dalam dua penyajian : buku dan karya grafis series. Pada karya komik “Spekulasi” yang dibuat pada tahun 2008, Dodi menyusunnya dalam sebuah buku komik. Sementara pada karya berjudul “Mr. Clown” yang dibuat pada tahun 2014 sebanyak 21 panel di atas kanvas masing-masing berukuran 21 cm x 15,5 cm didisplay di dinding secara berurutan. Kedua komik tersebut dibuat dengan menggunakan teknik cetak tinggi (relief print) cukil kayu (woodcut). Tanpa teks dialog karya Dodi menjadi silent comic yang memberikan kebebasan pengunjung untuk menginterpretasi dan apresiasi tanpa disibukkan dengan alur teks. Dengan memberikan keterangan secukupnya pada karya, teks-konteks bisa hadir kapanpun dalam realitas masa lalu, hari ini, dan masa nanti.

Family Gathering – relief print dan hand coloring di atas kanvas – Agung Pekik – 2022. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

“Karakter Werkudara, merupakan karakter kelanjutan dari tokoh Bima dalam komik Bima dan Sarang Angin. Karya ini pernah di cetak dalam bentuk kaos, stiker dan poster pada tahun 2010. Kemudian ada dua komik lainnya yaitu petikan komik Bima dan Sarang Angin dan Komik Hiu Laut Jawa. Dua komik ini pernah ikut lomba komik Jawa Pos 2009 dan menjadi juara kedua. Komik Hiu laut Jawa pernah dimuat di koran Jawa pos secara berseri bersama para pemenang lainnya.” jelas Aliem Bakhtiar kepada Gudeg.net, Selasa (1/11) siang.

Sima Lodhaya (paling kiri) – Aliem Bakhtiar. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Pada YKW 2022 Aliem mempresentasikan lima cover komik yang pernah dan sedang disusun diantaranya Sima Lodhaya, Ajag, Bima dan Sarang Angin, Gatotkaca, dan Werkudara. Pada instalasi “Memorabicomic” Aliem merangkum proses berkreasi komik serta ilustasi yang dibuatnya berupa 15 karya drawing dalam ukuran masing-masing 42 cm x 30 cm.

Mr. Clown – 21 panel woodcut print di atas kanvas - 21 cm x 15,5 cm – Dodi Irwandi – 2014. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Dua komikus yang telah dikenal dalam dunia komik Indonesia yakni Pramono Estu (Yogyakarta) dan Damuh Bening (Bali) turut menghadirkan karya komiknya. Damuh Bening yang memiliki nama asli Sang Nyoman Wijaya Darma Dewa menghadirkan selembar komik ampas kopi berjudul “Kedatuan Satu Kala” dalam medium ampas kopi di atas kertas. Masing-masing karakter pada komik tersebut di-breakdown kedalam kertas tersendiri berukuran 29 cm x 21 cm dengan medium yang sama. Pada karya tersebut Damuh Bening memberikan penjelasan secara teknis tentang proses pembuatan komik dengan menggunakan ampas kopi yang rentan rusak meskipun sudah menempel di kertas. Untuk proses tersebut Damuh Bening memberikan istilah montase komik. Sebagai catatan, selain sebagai komikus Damuh Bening juga dikenal sebagai petani kopi di Bali.

Kedatuan Satu Kala – ampas kopi di atas kertas – Damuh Bening – 2017. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Bagi pembaca majalah Panjebar Semangat (PS) tentu tidak asing dengan nama Pramono Estu. Pramono dikenal sebagai ilustrator serial cerita bergambar (cergam) di PS. Cergam serial berjudul “Iblis Alas Jatigoreh” dengan naskah yang ditulis oleh Kukuh S Wibowo dan digambar oleh Pramono dipamerkan dalam YKW 2022 dalam medium tinta di atas kertas dengan pewarnaan digital di Photoshop. Cergam serial di PS menjadi sedikit cergam yang berbahasa Jawa.

Iblis Alas Jatigoreh (crop) - tinta di atas kertas dengan pewarnaan digital di Photoshop – Pramono Estu – 2022. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Rangkaian acara Yogyakarta Komik Weeks 2022 dalam bingkai tema “Aksi Transisi” di Jogja National Museum berlangsung hingga 5 November 2022.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini