Gudeg.net – Selama tiga hari (2-4 Desember), Embung Giwangan yang berada di Jalan Tegalturi No.43, Giwangan, Umbulharjo-Kota Yogyakarta menjadi tempat perhelatan Festival Jogja Kota (Festa) 2022.
Festa 2022 diselenggarakan dengan menampilkan karakteristik dan keunikan sosio-kultural masing-masing Kawasan Cagar Budaya (KCB).
FESTA Tahun 2022 dirancang dengan menampilkan seni pertunjukan beserta potensi wilayah kolaborasi masyarakat 14 kemantren se-Kota Yogyakarta yang terklasterisasi dalam KCB. Di Kota Yogyakarta terdapat empat KCB yaitu KCB Gumaton (Tugu-Malioboro-Kraton), KCB Pakualaman, KCB Kotabaru, dan KCB Kotagede. Dalam Festa 2022, kolaborasi masyarakat antarkemantren di KCB tersebut dalam penyelenggaraan Festa diistilahkan dengan ‘Jagongan’.
Salah satu koordinator Festa 2022 Setyo ‘Tyo’ Harwanto kepada Gudeg,net menjelaskan bahwa untuk mematangkan konsep acara tersebut sebulan sebelum Festa 2022 digelar dilakukan FGD secara intensif pada keempat klaster KCB tersebut.
Penampilan DJ Dylan di panggung Festa 2022. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).
“Dalam FGD tersebut untuk mendapatkan kebaruan program-kegiatan, ternyata kuncinya adalah kolaborasi. Konten apa yang akan ditampilkan mereka (perwakilan klaster KCB) menentukan sendiri. Kita melakukan kurasi dalam batasan koridor kekhasan apa yang akan ditampilkan. Salah satunya agar tidak terjadi tumpang-tindih.” jelas Tyo, Minggu (4/12) sore.
FESTA 2022 menampilkan ‘Jagongan Kraton’ yang menyajikan kolaborasi Kemantren Kraton, Ngampilan, Wirobrajan, Mantrijeron, Gedongtengen dan Tegalrejo. KCB ‘Jagongan Pakualaman’ kolaborasi Kemantren Pakualaman, Gondomanan dan Mergangsan, ‘Jagongan Kotabaru’ kolaborasi Kemantren Gondokusuman, Jetis dan Danurejan serta ‘Jagongan Kotagede’ kolaborasi Kemantren Umbulharjo dan Kotagede.
Suasana lapak Jagongan pada Festa 2022. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).
Setiap ‘Jagongan’ menampilkan seni pertunjukan yang unik dan merepresentasikan potensi-potensi di wilayah KCB masing-masing. Selain itu, setiap jagongan meyediakan lapak yang berisi produk-produk unggulan baik kuliner maupun produk kreatif yang bisa dibeli oleh pengunjung.
Dalam Festa 2022 terdapat pula live cooking makanan khas di lokasi lapak seperti live cooking apem dan serabi kocor, sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman yang berbeda. Selain live cooking, juga ditampilkan demo kerajinan seperti pembuatan blangkon hingga praktek kesenian jemparingan yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Produk kuliner, live cooking, demo kerajinan tersebut bisa ditemukan pengunjung dalam lapak-lapak tiap ‘Jagongan’ yang didesain unik dengan istilah Warung Kota atau Warkot.
Live cooking pembuatan kue Kembang Waru di lapak Jagongan Kotagede. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).
Dengan pola demikian Tyo menambahkan dari setiap klaster KCB tersebut menampilkan cirinya masing-masing.
“KCB Gumaton misalnya, mereka menampilkan repertoar tari yang diambil dari pethilan-pethilan tari klasik Keraton kemudian dirangkai menjadi satu repertoar Tari Nyawiji dan ditampilkan dalam Jagongan Kraton di panggung. Begitupun dalam kuliner, mereka menyajikan ragam makanan yang digunakan untuk sesajen ataupun acara grebeg seperti apem, endhog abang (telur merah), sementara dari Kotagede dengan ragam jajanan tradisional kembang waru, kicak, kipo, dan lain-lain.” Imbuh Tyo.
Festa pertama kali dirintis tahun lalu. Namun pandemi COVID-19 yang belum mereda ketika itu Festa 2021 dihelat secara daring. Setelah kondisi pandemi mulai menurun, tahun ini Festa dicoba dengan penyelenggaraan secara kunjungan langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di Embung Giwangan.
Live cooking pembuatan Apem di lapak Jagongan Kraton. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).
“Bersama Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta dan elemen masyarakat Kota Yogyakarta lainnya, Kundha Kabudayan Pemkot Yogyakarta mendorong penyelenggaraan Festa tahun ini di Embung Giwangan yang rencananya di lokasi ini akan dibangun Taman Budaya Kota Yogyakarta (TBKY). Ini sekaligus menjadi upaya penataan sebelum TBKY dibangun. Dari pelaksanaan Festa kali ini bisa menjadi masukan para pihak tentang (sarana-prasana) apa saja yang bisa dibangun melengkapi TBKY nantinya.” pungkas Tyo.
Kirim Komentar