Seni & Budaya

Tips Fotografi Makro Agung Librianto

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Senin, 12 Desember 2022 15:21
Tips Fotografi Makro Agung Librianto
Agung Librianto di depan karya My Power. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – Beberapa waktu lalu tiga karya fotografi series makro yang dibuat seniman foto Agung Librianto Achid dipresentasikan di Studio Podjok Ngasem Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWM). Presentasi berlangsung 14-30 November 2022.

Tiga buah karya foto dalam medium cetak digital di atas kanvas serta UV print di atas aluminium komposite panel keseluruhannya dengan objek benda-benda yang ada di sekitarnya.

Sebagian besar karya Agung memotret ulang objek-objek dalam jarak dekat. Beberapa waktu lalu Agung mempresentasikan karya berjudul ‘Kala’ di Tembi Rumah Budaya dengan memotret pecahan uang kertas Rp. 50.000,00 dalam karya fotonya.

Presentasi karya karya Agung Librianto ‘Gerak Alam’ (kiri) dan ‘My Power’ (kanan) di Studio Pojok Ngasem. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

“Objek saya potret dalam jarak dekat. Beberapa mengenal dengan istilah macro photography atau close-up photography. Itu hanya istilah saja. Prinsipnya mendekatkan objek dengan medium rekam (selluloid atau sensor kamera) yang bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan lensa panjang (tele lens) khusus macro ataupun mendekatkan kamera dengan objek sedekat mungkin.” jelas Agung saat ditemui Gudeg.net di Warung Mbakoku miliknya, Rabu (21/9) siang.

Agung menambahkan dalam urusan potret memotret tidak terhindarkan bersentuhan dengan hal teknis mulai dari pemahaman tentang bukaan lensa, pencahayaan, komposisi, hingga peralatan tambahan khusus untuk menghasilkan citraan yang jelas. Meski begitu saat ini teknologi sudah banyak membantu untuk menghasilkan karya foto yang sangat jelas.

“Yang diperlukan justru kreativitas saat teknologi fotografi saat ini sudah semakin terjangkau dibanding satu-dua dekade yang lalu. Pada sebagian besar karya foto makro saya buat dengan memanfaatkan lensa standar yang saya punya. Bahkan dengan lensa cepat yang murah pun bisa digunakan.” imbuh Agung.

Lensa cepat yang dimaksud Agung mengacu pada lensa kamera yang memiliki bukaan lebar (wide aperture) ditandai dengan nilai F yang kecil. Mengejar bukaan yang lebar, Agung membalik lensa tetap (fixed lens) 50 mm dengan bukaan F/1.8 yang dimilikinya dengan menggunakan reverse ring dan dipasangkan pada badan kamera (body). Lensa tersebut harganya relatif terjangkau dan kualitasnya terbukti mampu menghasilkan jepretan dengan kedalaman citraan dengan hadirnya bokeh yang menambah artistik. Cara ini kerap digunakan para fotografer manakala mereka tidak memiliki lensa khusus makro. Tentunya cara tersebut menambah kerumitan secara teknis, namun jika sudah terbiasa cara tersebut terbukti mampu menghasilkan karya yang mengagumkan.

Macro photography itu prinsipnya menangkap gambar yang tidak terlihat secara kasat mata, atau benda kecil ditangkap dengan lensa secara detail satu titik fokus” papar Agung.

Lensa khusus makro biasanya didesain dengan bukaan lebar sehingga objek fokus pada satu titik yang benar-benar diinginkan. Penggunaannya memerlukan latihan berulang agar terbiasa saat menentukan titik fokus yang diinginkan agar tidak meleset pada titik fokus sebelahnya yang berjarak sangat dekat. Jika hal tersebut yang terjadi justru akan missfocus pada objek yang tidak dibidik.

Agung menjelaskan bukaan rana (F), shutter speed, ISO, serta pencahayaan menjadi dasar dalam fotografi yang harus dipahami dalam memotret selain komposisi. Perlu pembiasaan agar didapatkan setting yang pas.

“Karya berjudul Gerak Alam saya buat dengan memakai teknik tersebut (reverse ring). Selembar uang kertas saya masukkan ke dalam gelas yang berisi air sabun cuci piring. Bisa dibantu pencahayaan sesuai kebutuhan agar muncul kesan multilayer pada foto yang dihasilkan. Untuk menghasilkan karya yang berbeda bisa dicoba pengaturan shutter speed dan ISO-nya. Yang jelas kamera harus dalam posisi steady (stabil) agar hasilnya bisa jelas, fokus, dan tidak kabur (blur).” jelas Agung.

Gerak Alam  – fotografi makro di atas kanvas – 80 cm x 120 cm – Agung Librianto – 2021. (Foto : Agung Librianto)

Untuk objek bergerak seperti serangga selain ketrampilan mengunci fokus pada objek yang dibidik Agung memberikan tips untuk menunggu objek tersebut diam. Ini memerlukan kesabaran karena harus memotret dalam jarak yang sangat dekat.

“Cara yang pas ya harus mengikuti terus kemana dia (terbang) bergerak dan tunggu sampai diam. Beberapa serangga capung misalnya dia memiliki kebiasaan kembali pada tempat hinggap di tempat awal yang dianggap nyaman. Perilaku serangga tersebut bisa kita pelajari dari kebiasaannya. Masing-masing jenis punya kebiasaan yang berbeda.” jelas Agung.

Pada karya berjudul Kala dalam medium UV print di atas panel komposit alluminium Agung menjadikan objek foto jam analog dengan latar dial lembaran uang lima puluh ribuan serie Presiden Soeharto, di atas lembaran komposit yang telah tercetak objek foto Agung menambah tujuh jam yang digerakkan oleh tujuh mesin. Karya rersebut pernah dipamerkan di Tembi Rumah Budaya bulan Februari lalu.

Kala - UV print di atas aluminium komposite panel – 60 cm x 90 cm - Agung Librianto – 2020. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

“Republik Indonesia telah berusia lebih dari setengah abad dan sudah tujuh kali pemimpin presiden memimpin Indonesia .yang masing masing mempunyai sejarah dan latar belakang politik dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Menyimpan salah satu peninggalan jaman kepemimpinan Presiden Soeharto yang berupa terbitan uang pecahan Rp. 50.000,00 saya berimajinasi dan mengenang saat kepemimpinan beliau tahun 1968 – 1998.” ujar Agung.

Dari objek yang kasat mata dalam lembaran uang pecahan Rp. 50.000,00, Agung mencoba mengeksplorasinya ke dalam karya tersebut. Pembacaannya tentu beragam bisa hanya berhenti pada artistik semata atau mungkin bisa lebih dalam tentang estetika maupun historia yang menyertainya.

Dihubungi Gudeg.net secara terpisah Sabtu (10/12) siang pengajar pada Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta Alex Luthfi R menjelaskan fotografi makro bukanlah mengabadikan objek kecil semata. Framing fotografi makro adalah hyperrealism, sehingga ada banyak aspek yang harus diperhatikan salah satunya adalah aspek sosial dari  objek maupun subjeknya. Sedangkan kegunaan yang lain untuk lensa makro, para fotografer berusaha menampilkan subjek yang lebih besar daripada aslinya, seperti close-up yang ekstrim atau full frame dari  form dan shape; manusia, binatang atau objek lainnya seperti tetes embun di atas daun sehingga tampak teksturnya.

“Mencipta karya fotografi dengan bantuan lensa makro, bukan semata-mata untuk memperbesar objek maupun subjek.” jelas Alex Luthfi.

Dengan demikian Alex Luthfi menekankan bahwa idealnya fotografi makro dapat menghadirkan citra foto dan citra nonfoto, yakni aspek fisiko plastik dan ideo plastik. Kedua aspek tersebut tidak bisa dipisahkan dan akan menentukan kualitas estetika karya sebagai berkontribusi langsung terhadap nilai estetika objek maupun subjek.

“Menciptakan dan menghadirkan objek maupun subjek dalam framing. Kreativitas seperti inilah yang menjadi tuntutan dalam penciptaan karya fotografi agar terungkap perspektif atau landasan filosofi seniman foto. Oleh karenanya didalam proses kreatif penciptaan karya fotografi khususnya penggunaan peralatan fotografi makro, konsepnya bukan sekadar mengabadikan atau mendokumentasi.” papar Alex Luthfi.

Satu karya foto Agung dalam medium cetak digital di atas kanvas berukuran 210 cm x 120 cm dalam citraan gradasi hitam-merah berjudul My Power dibuat Agung pada tahun 2020. Adanya gelembung dalam berbagai ukuran bisa menghadirkan dramatika yang menarik. Dalam seni rupa, karya tersebut masuk kedalam jenis lukisan ekspresionis atau biasa juga dikenal dengan lukisan abstrak. Dan Agung membuatnya dengan melukis dan membekukannya melalui medium cahaya dengan kameranya yang dikenal sebagai terminologi fotografi.

“Itu gelembung dari minuman ringan bersoda. He he he.” pungkas Agung.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GERONIMO 106,1 FM

    GERONIMO 106,1 FM

    Geronimo 106,1 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini