Mulai 28 Desember 2007 - 28 Januari 2008, ruang pameran Taman Budaya Yogyakarta
akan dipenuhi oleh berbagai hasil karya seni perupa yang turut dalam pameran Jogja Biennale IX-2007 yang tahun ini bertemakan "Neo-Nation".
Dengan tema tersebut, para perupa mengembangkannya ke berbagai isu-isu sosial,
nasionalisme, kedaerahan, globalisasi, perdamaian serta kearifan lokal.
Lihat saja karya Cadio Tarompo dengan "Nasionalisme", Heri Dono dengan "Proklamasi",
Indri S, Andreas B, dan ucok S dengan "Melombakan Nation", yang lebih menekankan
pada nasionalisme kekinian dalam era Globalisasi.
Sementara itu, Didit Pratomo dengan "Baiknya Berdendang Bukannya Perang", Endang
Lestari dengan "Lost & Found" melalui karyanaya berpesan agar perdamaian tetap
terjadi di muka bumi ini, bukanlah perang.
Globalisasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri akan berpengaruh terhadap tradisi
serta kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia.
Melalui "Import", "Sesaji:Ode to My Country", "Di Manakah Kebanggan Itu"; Evi
Sulityowati, Iwan Sri Hartoko, Moh. Totok Hartono berusaha hendak mengembalikan
budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia yang mulai memudar seiring dengan globalisasi
yang memudahkan budaya luar masuk ke Indonesia.
Sesuai dengan tema "Neo-Nation", oleh kurator, para perupa diharapkan mampu menyikapi
keindonesiaan mereka dengan memvisualisasikan ius-isu sosial yang terjadi di masyakarakat
Indonesia saat ini agar mampu mengingatkan bangsa Indonesia untuk tetap mencintai
budaya sendiri di tengah perkembangan jaman.
Seni & Budaya
Perupa Biennale Visualisasikan Kondisi Sosial Nasional
![Perupa Biennale Visualisasikan Kondisi Sosial Nasional Perupa Biennale Visualisasikan Kondisi Sosial Nasional](/images/upload/Binalle_Jogja_Neo_Nation_IX_2007.jpg)
Kirim Komentar