Dalam Diskusi Pertelevisian yang diadakan di Neo Angkringan di halaman depan gedung Jogja Media Net, Paulus Widayanto memberikan pemahaman bahwa berita-berita dari daerah tidak selalu sama dengan
konten lokal.
Mantan anggota DPR/MPR RI ini menyatakan hal tersebut sehubungan dengan adanya
pihak-pihak yang mengaku telah memiliki konten lokal hanya karena mereka sering
sekali menayangkan berita-berita tentang kejadian-kejadian yang ada di daerah,
seperti bencana, kriminalitas, kerusuhan, dan lain sejenisnya.
Beliau menjelaskan lebih lanjut, bahwa yang dimaksud dengan konten lokal adalah
konten-konten yang mencakup kearifan lokal, opini-opini lokal, dan juga keberagaman
budaya yang ada dari suatu daerah.
Kondisi seperti ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pengelola televisi
lokal dalam rangka penyediaan materi-materi yang memuat konten-konten lokal.
Dianggap sebagai peluang karena diakui atau tidak, televisi lokal-lah yang lebih
banyak mengetahui bagaimana kondisi dan latar belakang sosial dan budaya di daerah
yang bersangkutan, dibandingkan dengan televisi-televisi yang bukan lokal.
Hal ini dapat pula dianggap sebagai sebuah tantangan, karena untuk membuat sebuah
produk tontonan dengan konten lokal yang menarik, diminati, serta layak untuk
dijual, dibutuhkan dukungan sumber daya yang memadai.
Kirim Komentar