Oleh berbagai pihak, banjir dimusim hujan dan kekeringan dimusim kemarau mungkin telah menjadi hal yang aneh lagi untuk diterima. Namun apa sebenarnya yang memicu terjadinya bencana yang tidak semestinya menjadi kebiasaan tersebut? Siapakah yang seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa yang merugikan tersebut?
Degradasi lingkungan dan Sumber Daya Alam (SDA) akhir-akhir ini dipastikan menjadi penyebab memburuknya kondisi ekologi yang baik secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi iklim dan cuaca yang semakin tak menentu. Industrialisasi besar-besaran tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, ekploitasi sumber daya alam secara serampangan, meningkatnya penggunaan emisi karbon, efek rumah kaca, dll adalah sejumlah faktor penyebab kerusakan lingkungan yang hingga kini masih saja terjadi.
"Akhir-akhir ini, bencana yang terjadi di masyarakat sepertinya telah menjadi hal yang tak aneh lagi, bahkan telah menjadi kebiasaan. Banjir dan kekeringan selalu menghiasi masyarakat pada tiap musimnya. Hal ini tak semestinya menjadi kebiasaan," kata Direktur Walhi Yogyakarta, Suparlan dalam jumpa pers Selasa (15/04) di Beyond Book and Cafe Yogyakarta.
Senada dengan Suparlan, Direktur Walhi Nasional, Chalid Muhammad juga menegaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini adalah fakta. Menurutnya, Pemanasan global nantinya akan berdampak buruk bagi manusia. "Perubahan iklim yang terjadi saat ini adalah fakta. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi manusia khususnya mereka yang tinggal di pesisir lautan. Pemanasan global akan mencairkan es di kutub yang akan meningakatkan volume air laut," katanya.
Atas dasar itulah, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (walhi) menyelenggarakan kegiatan tiga tahunan yaitu Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) ke-10 yang untuk tahun ini diadakan di Yogyakarta. Kegiatan yang telah dimulai pada bulan Maret 2008 dengan Uji Coba Kampung Hijau ini akan diisi dengan berbagai kegiatan hingga acara puncak nanti pada 22 April 2008 yang bertepatan dengan deklarasi Hari Bumi.
Kegiatan lain seperti lomba kreatifitas anak alam, pentas seni dan budaya, lomba iklan layanan masyarakat, parade andong dan sepeda, workshop, seminar, hingga sidang Walhi akan menjadi rangkaian acara yang dipusatkan di Pasar Seni Gabusan, Dusun Gabusan Bantul Yogyakarta.
Pada acara ini, Walhi mengajak seluruh masyarakat khususnya di sekitar Pasar Seni Gabusan yakni Dusun Gabusan, Dusun Tembi, Dusun Gatak, Dusun Balong, dan Dusun Dagan untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara ini. Selain itu kegiatan ini juga akan melibatkan sekitar 500 organisasi lingkungan hidup, 700 orang, dan 100 peserta.
Degradasi lingkungan dan Sumber Daya Alam (SDA) akhir-akhir ini dipastikan menjadi penyebab memburuknya kondisi ekologi yang baik secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi iklim dan cuaca yang semakin tak menentu. Industrialisasi besar-besaran tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, ekploitasi sumber daya alam secara serampangan, meningkatnya penggunaan emisi karbon, efek rumah kaca, dll adalah sejumlah faktor penyebab kerusakan lingkungan yang hingga kini masih saja terjadi.
"Akhir-akhir ini, bencana yang terjadi di masyarakat sepertinya telah menjadi hal yang tak aneh lagi, bahkan telah menjadi kebiasaan. Banjir dan kekeringan selalu menghiasi masyarakat pada tiap musimnya. Hal ini tak semestinya menjadi kebiasaan," kata Direktur Walhi Yogyakarta, Suparlan dalam jumpa pers Selasa (15/04) di Beyond Book and Cafe Yogyakarta.
Senada dengan Suparlan, Direktur Walhi Nasional, Chalid Muhammad juga menegaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini adalah fakta. Menurutnya, Pemanasan global nantinya akan berdampak buruk bagi manusia. "Perubahan iklim yang terjadi saat ini adalah fakta. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi manusia khususnya mereka yang tinggal di pesisir lautan. Pemanasan global akan mencairkan es di kutub yang akan meningakatkan volume air laut," katanya.
Atas dasar itulah, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (walhi) menyelenggarakan kegiatan tiga tahunan yaitu Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) ke-10 yang untuk tahun ini diadakan di Yogyakarta. Kegiatan yang telah dimulai pada bulan Maret 2008 dengan Uji Coba Kampung Hijau ini akan diisi dengan berbagai kegiatan hingga acara puncak nanti pada 22 April 2008 yang bertepatan dengan deklarasi Hari Bumi.
Kegiatan lain seperti lomba kreatifitas anak alam, pentas seni dan budaya, lomba iklan layanan masyarakat, parade andong dan sepeda, workshop, seminar, hingga sidang Walhi akan menjadi rangkaian acara yang dipusatkan di Pasar Seni Gabusan, Dusun Gabusan Bantul Yogyakarta.
Pada acara ini, Walhi mengajak seluruh masyarakat khususnya di sekitar Pasar Seni Gabusan yakni Dusun Gabusan, Dusun Tembi, Dusun Gatak, Dusun Balong, dan Dusun Dagan untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara ini. Selain itu kegiatan ini juga akan melibatkan sekitar 500 organisasi lingkungan hidup, 700 orang, dan 100 peserta.
Kirim Komentar