Sosial Ekonomi

Musim dan Cuaca Makin Tak Menentu

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00
Musim dan Cuaca Makin Tak Menentu

Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup X - Walhi"Panas kok udan, piye to iki...? (panas kok hujan, gimana sih ini...?)" keluh Karti (34 thn) yang tak jelas ditujukan kepada siapa. Agak ganjil memang, di siang bolong yang menyengat, tiba-tiba turun hujan yang tak diduganya. Alhasil, hujan pun turun dengan suskses selama beberapa menit dalam keadaan panas nan jauh dari mendung.

Bagi ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Ngentak Sleman Yogyakarta ini, cuaca dan musim yang tak menentu membuatnya harus lebih waspada dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Cucian yang baru saja dijemurnya pada pagi hari yang cerah dan panas, tiba-tiba harus diangkat kembali karena hujan yang turun beberapa saat kemudian tanpa mendung sebelumnya.

Buat Karti, permasalahan tersebut mungkin hanya merupakan persoalan kecil yang dapat dengan cepat diselesaikan. Namun, bagi para petani dan nelayan, cuaca dan musim yang tak menentu akan sangat berpengaruh bagi mata pencaharian mereka. Petani yang harus menanam padi di musim hujan harus menanti musim hujan sesungguhnya, tidak seperti saat ini. Sedangkan untuk para nelayan, cuaca yang tak menentu akan berpengaruh pada masa melaut mereka yang biasanya akan terhenti karena ombak besar yang tak memungkinkan mereka untuk mencari ikan di laut.
   
Pada bulan April ini, cuaca pada pagi hari cerah, siang hari hujan, dan malam hari mendung adalah fakta yang terjadi di Kota Jogja. Rumus pergantian musim yakni musim kemarau pada bulan April-Oktober dan musim penghujan pada Oktober-April mungkin tak lagi dapat dipakai. Lalu, saat ini masuk musim apa? Pancaroba/peralihan/transisi? Fenomena apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Adalah pemanasan global yang memicu perubahan iklim dunia. Rusaknya lingkungan akibat berbagai faktor adalah hal yang mendorong pemanasan global yang sedang terjadi. Di Indonesia, kebijakan pemerintah belum berpihak kepada lingkungan, namun hanya berpihak kepada para pemilik modal. Maka dari itu, selain pihak yang peduli dengan lingkungan hidup seperti Walhi, masyarakat juga diharapkan dapat menjadi kekuatan besar yang mampu memberikan pengaruh bagi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

"Saat ini, perubahan iklim adalah fakta. Salah satu faktornya adalah karena kebijakan pemerintah yang berpihak kepada para pemilik modal dari pada kepada lingkungan. Untuk itu, Walhi di Jogja kali ini bertujuan untuk membangun critical mass dan kekuatan politik alternatif sebagai pressure kepada pemerintah untuk menerbitkan kebijakan yang berpihak kepada lingkungan," kata Direktur Walhi Nasional, Chalid Muhammad (15/04) di Jogja.

Menurut Chalid, semakin besar peran aktif masyarakat dalam membangun critical mass tersebut, maka semakin besar pula peluang terciptanya keputusan politik yang memihak kepada kepentingan masyarakat banyak, termasuk dalam bidang lingkungan hidup.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    BPPTKG

    BPPTKG

    Radio Kotaperak FM


    GERONIMO 106,1 FM

    GERONIMO 106,1 FM

    Geronimo 106,1 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini