Bagaimana jadinya trowelu dan cerpelai "dijahit" sebagai hiasan untuk sebuah tas? Tenang saja, ini bukan trowelu dan cerpelai asli yang masih hidup. Dua binatang ini adalah tokoh yang dipakai sebagai brand sebuah kreasi seni dari tangan seorang lulusan arsitektur.
Ayang cempaka memulai usahanya pada tahun 2007. Semuanya berawal dari hobi jahit menjahit. Daripada tidak tersalurkan dengan benar, Ayang mencoba untuk mengkreasikan prakaryanya ini lewat jalur bisnis. "Eh, ternyata banyak yang suka dengan kreasi saya. Ya sudah saya teruskan saja," ujar Ayang dalam pembukaan pameran pertamanya di ViaVia Travelers Cafe, Rabu 19 November 2008.
Awalnya tidak terpikir oleh Ayang untuk mengadakan pameran tunggal, tapi banyaknya permintaan untuk mengadakan pameran, maka Ayang menggandeng ViaVia Travelers Cafe sebagai tempat untuk pameran. Pameran Tunggal Custom Hand Made: "Cocomomo in Hand Stitch We Trust!" menjadi pameran tunggal pertamanya. "Ini sekaligus sebagai perayaan ulang tahun brand-ku. Aku agak grogi juga sih," jelas Ayang saat ditemui GudegNet (19/11).
Cocomomo adalah nama brand Ayang untuk produk-produk kreatifnya. Nama Cocomomo diambil dari bahasa sandi Ayang bersama pacarnya. Untuk saat ini, Ayang hanya memproduksi tas dan dompet. Peminatnya sangat banyak. Terbukti pada saat pamerannya tadi malam, teman-teman Ayang yang sebagian besar adalah perempuan sudah banyak yang memakai produk Cocomomo ini. Sepatu, menjadi proyek jangka panjang Ayang. Pembuatannya yang agak rumit, membuat Ayang menunda pembuatannya untuk saat ini.
Kita bisa melihat tas dan dompet yang penuh dengan warna-warna terang dan motif bunga-bunga serta gambar binatang-binatang lucu yang dijahit sendiri oleh Ayang, di ViaVia Travelers Cafe pada tanggal 19 November-19 Desember 2008. Inilah pameran tunggal pertamanya sebagai bentuk keprihatinannya akan desain sekarang yang biasa-biasa saja.
Ayang cempaka memulai usahanya pada tahun 2007. Semuanya berawal dari hobi jahit menjahit. Daripada tidak tersalurkan dengan benar, Ayang mencoba untuk mengkreasikan prakaryanya ini lewat jalur bisnis. "Eh, ternyata banyak yang suka dengan kreasi saya. Ya sudah saya teruskan saja," ujar Ayang dalam pembukaan pameran pertamanya di ViaVia Travelers Cafe, Rabu 19 November 2008.
Awalnya tidak terpikir oleh Ayang untuk mengadakan pameran tunggal, tapi banyaknya permintaan untuk mengadakan pameran, maka Ayang menggandeng ViaVia Travelers Cafe sebagai tempat untuk pameran. Pameran Tunggal Custom Hand Made: "Cocomomo in Hand Stitch We Trust!" menjadi pameran tunggal pertamanya. "Ini sekaligus sebagai perayaan ulang tahun brand-ku. Aku agak grogi juga sih," jelas Ayang saat ditemui GudegNet (19/11).
Cocomomo adalah nama brand Ayang untuk produk-produk kreatifnya. Nama Cocomomo diambil dari bahasa sandi Ayang bersama pacarnya. Untuk saat ini, Ayang hanya memproduksi tas dan dompet. Peminatnya sangat banyak. Terbukti pada saat pamerannya tadi malam, teman-teman Ayang yang sebagian besar adalah perempuan sudah banyak yang memakai produk Cocomomo ini. Sepatu, menjadi proyek jangka panjang Ayang. Pembuatannya yang agak rumit, membuat Ayang menunda pembuatannya untuk saat ini.
Kita bisa melihat tas dan dompet yang penuh dengan warna-warna terang dan motif bunga-bunga serta gambar binatang-binatang lucu yang dijahit sendiri oleh Ayang, di ViaVia Travelers Cafe pada tanggal 19 November-19 Desember 2008. Inilah pameran tunggal pertamanya sebagai bentuk keprihatinannya akan desain sekarang yang biasa-biasa saja.
Kirim Komentar