Dalam pendopo Jogja Gallery ada yang tak biasa. Kalau pada setiap pembukaan pameran yang diadakan di sana hanya tersedia satu panggung yang sederhana, Rabu (17/12) dua panggung istimewa menyemarakkan malam yang cerah itu.
Semua orang yang datang pada malam itu pun istimewa. Butet kertaradjasa, ST. Sunardi dan Oie Hong Djien adalah tiga dari orang-orang istimewa yang lain. Semua berseri-seri menantikan acara yang akan digelar oleh Jogja Gallery. Ya, malam itu akan diserahkan anugerah dalam bidang seni bagi mereka yang berhak menyabet juara.
Malam Anugerah "Academic Art Award/AAA #2" adalah acara pemberian anugerah kepada insan seni yang memberikan dedikasinya yang tinggi terhadap seni. AAA sudah menginjak tahun ke-2. Delapan buah piala, sertifikat dan uang tunai akan diberikan kepada delapan insan seni yang dikelompokkan dalam beberapa kategori.
Penghargaan ini merupakan upaya Jurusan Seni Murni dan Jogja Gallery mendorong siapa pun untuk ringan hati memberikan penghargaan pada capaian-capaian seseorang atau institusi yang sudah mendedikasikan profesinya tanpa ragu dan sepenuh-penuhnya. "Ajang ini diharapkan akan membawa atmosfir yang baik untuk para perupa-perupa kita khususnya di Yogyakarta, untuk dapat meningkatkan karya seni mereka," ujar Mikke Susanto yang menjadi salah satu juri dalam penganugerahan tersebut.
Hadir sebagai tim juri yang terdiri dari Farah Wardani, Rizki A Zaelani, Agung Hujatnikajenong, Chris Dharmawan, Anusapati, Mikke Susanto dan Suwarno Wisetrotomo.
AAA #2 ini diberikan untuk tiga orang perupa muda dengan kategori masing-masing. Kategori seni patung pemenangnya jatuh kepada Khusna Hardiyanto, kategori seni grafis jatuh kepada Daniel Cahya Krisna, dan kategori seni lukis jatuh kepada Wedar Riyadi.
Untuk kategori perupa profesional diberikan untuk dua orang, meliputi seorang perupa alumni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta yaitu Dadang Kristanto yang waktu itu berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Butet Kertaradjasa. Yang kedua diberikan untuk umum yaitu seirang yang berlatar pendidikan apa pun dan mana pun jatuh kepada Jompet.
Media massa juga tak luput dari penghargaan ini. Majalah Visual Art mendapat penghargaan untuk kategori media massa cetak. Untuk kategori tokoh (pendidik seni) jatuh kepada ST. Sunardi dan yang terakhir untuk kategori Institusi Seni jatuh kepada Cemeti Art House.
Setelah acara penganugerahan selesai, dilanjutkan dengan pembukaan pameran seni visual yang bertajuk "Dedication to the Future". Pameran ini merupakan upaya untuk menanam masa depan, menanam kemungkinana-kemungkinan untuk menjaring dan mendorong para perupa masa depan yang terampil, cerdas, berpengetahuan dan bergaul, terlatih memberikan penghargaan pada capaian-capaian orang lain.
Pameran yang diikuti oleh 116 perupa baik dari mahasiswa dan mahasiswi serta staf pengajar Jurusan Seni murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakaata ini akan digelar pada tanggal 17 Desember 2008 - 11 Januari 2009 di Jogja Gallery Jl. Pekapalan No.7 Alun-alun Utara Yogyakarta.
Selamat kepada penerima penghargaan, semoga tetap bisa meramaikan dunia seni Yogyakarta, Indonesia dan dunia.
Semua orang yang datang pada malam itu pun istimewa. Butet kertaradjasa, ST. Sunardi dan Oie Hong Djien adalah tiga dari orang-orang istimewa yang lain. Semua berseri-seri menantikan acara yang akan digelar oleh Jogja Gallery. Ya, malam itu akan diserahkan anugerah dalam bidang seni bagi mereka yang berhak menyabet juara.
Malam Anugerah "Academic Art Award/AAA #2" adalah acara pemberian anugerah kepada insan seni yang memberikan dedikasinya yang tinggi terhadap seni. AAA sudah menginjak tahun ke-2. Delapan buah piala, sertifikat dan uang tunai akan diberikan kepada delapan insan seni yang dikelompokkan dalam beberapa kategori.
Penghargaan ini merupakan upaya Jurusan Seni Murni dan Jogja Gallery mendorong siapa pun untuk ringan hati memberikan penghargaan pada capaian-capaian seseorang atau institusi yang sudah mendedikasikan profesinya tanpa ragu dan sepenuh-penuhnya. "Ajang ini diharapkan akan membawa atmosfir yang baik untuk para perupa-perupa kita khususnya di Yogyakarta, untuk dapat meningkatkan karya seni mereka," ujar Mikke Susanto yang menjadi salah satu juri dalam penganugerahan tersebut.
Hadir sebagai tim juri yang terdiri dari Farah Wardani, Rizki A Zaelani, Agung Hujatnikajenong, Chris Dharmawan, Anusapati, Mikke Susanto dan Suwarno Wisetrotomo.
AAA #2 ini diberikan untuk tiga orang perupa muda dengan kategori masing-masing. Kategori seni patung pemenangnya jatuh kepada Khusna Hardiyanto, kategori seni grafis jatuh kepada Daniel Cahya Krisna, dan kategori seni lukis jatuh kepada Wedar Riyadi.
Untuk kategori perupa profesional diberikan untuk dua orang, meliputi seorang perupa alumni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta yaitu Dadang Kristanto yang waktu itu berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Butet Kertaradjasa. Yang kedua diberikan untuk umum yaitu seirang yang berlatar pendidikan apa pun dan mana pun jatuh kepada Jompet.
Media massa juga tak luput dari penghargaan ini. Majalah Visual Art mendapat penghargaan untuk kategori media massa cetak. Untuk kategori tokoh (pendidik seni) jatuh kepada ST. Sunardi dan yang terakhir untuk kategori Institusi Seni jatuh kepada Cemeti Art House.
Setelah acara penganugerahan selesai, dilanjutkan dengan pembukaan pameran seni visual yang bertajuk "Dedication to the Future". Pameran ini merupakan upaya untuk menanam masa depan, menanam kemungkinana-kemungkinan untuk menjaring dan mendorong para perupa masa depan yang terampil, cerdas, berpengetahuan dan bergaul, terlatih memberikan penghargaan pada capaian-capaian orang lain.
Pameran yang diikuti oleh 116 perupa baik dari mahasiswa dan mahasiswi serta staf pengajar Jurusan Seni murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakaata ini akan digelar pada tanggal 17 Desember 2008 - 11 Januari 2009 di Jogja Gallery Jl. Pekapalan No.7 Alun-alun Utara Yogyakarta.
Selamat kepada penerima penghargaan, semoga tetap bisa meramaikan dunia seni Yogyakarta, Indonesia dan dunia.
Kirim Komentar