
"Dunia pewayangan butuh dukungan semua pihak bagaimana ke depan wayang bisa dilestarikan secara turun temurun, khususnya untuk menghadapi tantangan global," kata Walikota Yogyakarta Herry Zudianto saat melantik pengurus PEPADI Komda Yogyakarta periode 2009-2013 di Rumah Dinas Walikota Yogyakarta, Kamis (19/02).
Menurut Walikota, tantangan budaya global bukan merupakan halangan untuk melestarikan budaya pewayangan, namun yang utama adalah bagaimana menyandingkan kedua budaya yang berbeda tersebut agar dapat hidup berdampingan dan saling melengkapi.
"Tantangan global bukanlah halangan bagi dunia pewayangan, tapi bagaimana menjadikan budaya adiluhung dan budaya modern agar bisa berbaur, seiring, dan saling melengkapi," katanya.
Untuk itu diperlukan sejumlah terobosan baru agar budaya pewayangan dikemas berbeda dan menarik generasi muda saat ini yang lebih cenderung memilih budaya moderen sebagai trend budaya mereka.
"Wayang tidak tabu dengan teknologi. Oleh sebab itu inovasi terhadap wayang bukanlah menjadi masalah, misal dengan menambahkan unsur teknologi seperti menyertakan proyektor atau teknologi lainnya pada pentas wayang," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto didaulat untuk mengisi sesi limbukan di sela pagelaran wayang kulit, wayang golek dan wayang kancil yang memainkan cerita "Babad Alas Wana marto".
Pentas wayang tersebut menampilkan puluhan dalang yang diantaranya merupakan dalang muda. Salah satu dari mereka adalah dalang dari Inggris Ki Matthew Cohen yang menyempatkan diri mempertontonkan keahiannya dalam memainkan wayang.
Pengurus Pepadi Kota Yogyakarta yang baru pereode 2009-1013 yakni Ketua I Ki KRT. Probo Prayitno,SE. Ketua II Ki R. Yuono. S Kar. Sekretaris KI.Drs. KRT. Kawindro Kusumo dan Ki Ananto Wicaksono. Bendahara Ki Supriyono BSc. Dan Ki Bambang Cipto santoso SSn. Dan beberapa Seksi.
Kirim Komentar