Djarum Rendezvoices Share Sound, Share Earth adalah sebuah kegiatan pertunjukan musik tahunan berupa peristiwa kenduri bebunyian oleh para musisi tanpa ada batasan genre, batas etnis, batas wilayah, dan tanpa batas latar belakang budaya dengan penikmat musik untuk saling berbagi.
Bila dipetakan dalam konteks world music, maka Djarum Rendezvoices mencoba lebih membuka diri terhadap musik-musik diluar genre music etnik. Seperti halnya beberapa festival world music yang ada seperti festival WOMAD untuk Asia – Australia versi Peter Gabriel, Mondial Festival, Festival Hitam Putih di Riau, dan SIEM di Solo. Di mana masing-masing festival world music tersebut memiliki interpretasi tersendiri tentang World Music, demikian pula dengan “Kenduri Bebunyian” dari Yogyakarta ini.
Sebagai perayaan bebunyian, Djarum Rendezvoices berharap bisa menginspirasi sebuah semangat berbagi bagi seluruh umat manusia dalam mengambil segala sesuatu dari bumi, layaknya manusia mengambil bebunyian sebagai unsur utama musik : bebas, adil, lintas batas, lintas etnik, tanpa ada dominasi suatu pihak dan tak ada diskriminasi. Sama seperti semangat yang disampaikan melalui tagline perayaan ini, yaitu: share sound – share earth.
Selain itu, Djarum Rendezvoices mengajak para pelaku seni rupa dan masyarakat setempat Kaliurang untuk turut merayakan kenduri ini melalui aktivitas-aktivitas tradisi dan budaya masing-masing. Walaupun tahun ini belum mengundang musisi dari nluar Indonesia, event ini tetap akan sebarluaskan secara internasional melalui jaringan musik dan budaya, dan telah mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan di manca Negara sebagai event berkelas dan bersemangat internasional.
Djarum Rendezvoices ini akan diselenggarakan pada 2 Agustus 2009, mulai pukul 09.00-17.00 WIB bertempat di Bumi Perkemahan Kaliurang, Yogyakarta. Pertunjukan musik ini akan menampilkan beragam genre yang terwakili oleh masing-masing group atau musisi, yaitu Rumah Musik Harry Roesli, Shaggy Dog featuring Ian Antono dan Ahmad Albar, Jogja Hip-hop Fondation featuring Iwa K, Congrock 17, Ki Ageng Ganjur featuring Selvy KDI, Saharadja, Tataloe Perkusi, Kramat Percussion Ensamble, dan Traditional Performance Art. Acara ini gratis dan terbuka bagi masyarakat umum.
Bila dipetakan dalam konteks world music, maka Djarum Rendezvoices mencoba lebih membuka diri terhadap musik-musik diluar genre music etnik. Seperti halnya beberapa festival world music yang ada seperti festival WOMAD untuk Asia – Australia versi Peter Gabriel, Mondial Festival, Festival Hitam Putih di Riau, dan SIEM di Solo. Di mana masing-masing festival world music tersebut memiliki interpretasi tersendiri tentang World Music, demikian pula dengan “Kenduri Bebunyian” dari Yogyakarta ini.
Sebagai perayaan bebunyian, Djarum Rendezvoices berharap bisa menginspirasi sebuah semangat berbagi bagi seluruh umat manusia dalam mengambil segala sesuatu dari bumi, layaknya manusia mengambil bebunyian sebagai unsur utama musik : bebas, adil, lintas batas, lintas etnik, tanpa ada dominasi suatu pihak dan tak ada diskriminasi. Sama seperti semangat yang disampaikan melalui tagline perayaan ini, yaitu: share sound – share earth.
Selain itu, Djarum Rendezvoices mengajak para pelaku seni rupa dan masyarakat setempat Kaliurang untuk turut merayakan kenduri ini melalui aktivitas-aktivitas tradisi dan budaya masing-masing. Walaupun tahun ini belum mengundang musisi dari nluar Indonesia, event ini tetap akan sebarluaskan secara internasional melalui jaringan musik dan budaya, dan telah mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan di manca Negara sebagai event berkelas dan bersemangat internasional.
Djarum Rendezvoices ini akan diselenggarakan pada 2 Agustus 2009, mulai pukul 09.00-17.00 WIB bertempat di Bumi Perkemahan Kaliurang, Yogyakarta. Pertunjukan musik ini akan menampilkan beragam genre yang terwakili oleh masing-masing group atau musisi, yaitu Rumah Musik Harry Roesli, Shaggy Dog featuring Ian Antono dan Ahmad Albar, Jogja Hip-hop Fondation featuring Iwa K, Congrock 17, Ki Ageng Ganjur featuring Selvy KDI, Saharadja, Tataloe Perkusi, Kramat Percussion Ensamble, dan Traditional Performance Art. Acara ini gratis dan terbuka bagi masyarakat umum.
Kirim Komentar