Seni & Budaya

Yang Tertinggal dari Djarum Rendezvoices Yogyakarta

Oleh : Iwan Pribadi / Senin, 00 0000 00:00
Yang Tertinggal dari Djarum Rendezvoices Yogyakarta

ShaggydogHajatan yang mengusung world music  di Bumi Perkemahan Kaliurang hari Minggu yang lalu (2/8) yang bertajuk Djarum Rendezvoices “Share Sound – Share Earth telah berakhir.
Event yang direncanakan akan menjadi kalender tahunan di Yogyakarta ini meninggalkan beberapa catatan penting yang dapat dijadikan pembelajaran dan pengayaan wawasan seputar apa itu world music.

Yang menjadi perhatian pertama tentu saja kehadiran tokoh musik nasional yang tampil berkolaborasi dan bergantian mengisi dua buah panggung yang tersedia, yang melahirkan hal-hal baru yang mungkin tidak dapat ditemui pada produk-produk musik yang dihasilkan oleh industri musik Indonesia beberapa tahun belakangan ini.

Hal lain yang juga layak dicatat adalah tampilnya kelompok-kelompok musik yang sesungguhnya sudah cukup lama berkarya dan malang melintang di wilayah seni musik Indonesia dan menawarkan kualitas bermusik yang menarik, namun kurang memeroleh perhatian dari media massa sehingga menjadi kurang dikenal oleh masyarakat luas.

Sebut saja Tataloe, Ki Ageng Ganjur, Saharadja, Congrock, dan Kramat Ensamble Percussion, yang bagi sebagian besar penonton adalah pengalaman pertama mereka menonton dan menikmati musik yang disajikan oleh kelompok-kelompok tersebut.

Rumah Musik Harry RoesliSelain hal tersebut di atas, muncul pertanyaan dari beberapa penonton mengenai susunan para penampil di acara ini, hal tersebut muncul ketika justru Rumah Musik Harry Roesli, sebuah kelompok musik asal Bandung yang memiliki semangat mengurai proses kreatif pemusik Harry Roesli, menjadi penampil akhir yang menutup rangkaian acara ini.

Walaupun sudah lalu lalang di berbagai event, kelompok musik yang terdiri dari musisi jalanan yang memiliki bakat dan kemampuan luar biasa berpadu dengan para musisi dan penyanyi profesional, tidak dapat dipungkiri mereka belum memiliki massa penggemar sebanyak Ian Antono, Ahmad Albar, Iwa K, dan Shaggydog, yang justru tampil di pertengahan acara.

Sehingga, sebagian besar penonton telah beranjak pergi dari arena pertunjukkan meskipun Rumah Musik Harry Roesli yang berkolaborasi dengan Candil baru saja memulai penampilannya yang menarik untuk dinikmati, dampak nyata yang terlihat adalah lapangan tempat para penonton menyaksikan pertunjukkan menjadi lengang karena lebih dari separuh penonton telah beranjak pulang.

Ketika dikonfirmasikan kepada Aji Wartono, salah seorang yang turut bertanggungjawab atas terlaksananya hajatan musik ini, beliau menjelaskan bahwasanya susunan penampil memang tidak didasarkan atas popularitas mereka, namun lebih ke corak musik masing-masing penampil, dan menurutnya Rumah Musik Harry Roesli sangat layak untuk dijadikan penutup festival.

Menanggapi banyaknya penonton yang beranjak pulang ketika kelompok tersebut muncul, menurut pria yang menjadi Secretary Comittee festival ini, sesungguhnya menunjukkan kenyataan bagaimana bentuk apresiasi masyarakat terhadap world music, dan hal itu tidak bisa disalahkan karena untuk membangun apresiasi masyarakat tidak dapat dilakukan secara instan dan serta merta.

Mungkin inilah sesungguhnya dari apa yang dimaksud dengan “Share Sound – Share Earth”, di mana para musisi yang tampil di festival ini mencoba membagikan apa yang mereka hasilkan dan mereka capai kepada masyarakat. Sehingga, sesuai dengan konsep berbagi, para musisi tidak memaksakan apa yang mereka suguhkan kepada masyarakat, dan masyarakat memiliki kebebasan untuk menerima atau menolak apa yang dibagikan pada mereka.

Tentu ini sangat bertolakbelakang dengan apa yang terjadi di industri musik Indonesia saat ini di mana masyarakat dibombardir oleh produk-produk industri musik yang terasa seragam dari segala arah dan mengisi di hampir seluruh media,  sehingga hanya menyisakan sedikit ruang bagi masyarakat untuk dapat mengapresiasi jenis musik lain yang sesungguhnya cukup beragam dari berbagai sumber.

Sampai jumpa di Rendezvoices tahun depan...

Foto: Jeng Jajoek

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini