Seni & Budaya

Opera Mata Hari di Taman Budaya Yogyakarta

Oleh : Iwan Pribadi / Senin, 00 0000 00:00
Opera Mata Hari di Taman Budaya Yogyakarta

Opera Mata HariSetelah sekitar tujuh tahun absen di Yogyakarta, akhirnya pada tanggal 21 - 23 Juli yang lalu di Gedung Kesenian Socitet Taman Budaya Yogyakarta, kembali digelar pertunjukkan Opera yang berjudul Mata Hari.

Sesuai judulnya, opera yang merupakan karya dari komposer Vincent McDermott ini, bercerita tentang Mata Hari diperankan oleh Ika Sri Wahyuningsih (penyanyi) dan Sabina Siti Nurul Pristisari (penari), yang merupakan nama panggung dari seorang perempuan Belanda bernama asli Margaretha Getruida Zelle.

Mata Hari yang menjadi tokoh utama di opera ini, merupakan tokoh yang pernah ada dalam sejarah, di mana ia di Indonesia memelajari Tari Jawa, yang kemudian beberapa tahun kemudian dipertunjukkan di gedung-gedung hiburan di Eropa pada sekitar awal tahun 1900-an. Hal itulah yang membuat Mata Hari menjadi semakin tenar karena lenggak-lenggok tubuhnya yang memberikannya kekuasaan terhadap para laki-laki yang tergoda padanya.

Namun nampaknya nasib berencana lain, ditengah popularitasnya sebagai penghibur, Mata Hari ditangkap Pemerintah Perancis karena dianggap mata-mata dan kemudian dihukum tembak mati karenanya.

Demikian kurang lebih garis besar cerita yang dipaparkan dalam Opera Mata Hari tersebut, disutradarai oleh Joned Suryatmoko, pementasan ini mencoba menggabungkan unsur-unsur budaya Barat dengan Indonesia khususnya Jawa.

Ini dapat dilihat dengan adanya dua macam jenis musik pengiring opera ini, yaitu musik yang biasanya mengiringi opera-opera seperti yang biasa dikenal secara luas yaitu piano, biola, klarinet, cello, dan sejenisnya. Sementara itu, di sisi lain terlihat pula seperangkat gamelan yang mewakili Budaya Jawa, antara lain terdiri atas gambang, gender, demung, siter, rebab, gong, dan lain sejenisnya.
Tidak hanya itu, pada Opera Mata Hari ini juga dilekatkan kisah dari budaya Jawa, yaitu adanya kehadiran Ratu Kidul (Dra. Susanti Andari), yang di cerita ini berperan seperti guru spiritual Mata Hari, yang mempengaruhi pesona dan daya tarik yang dipancarkan oleh Mata Hari baik ketika di atas panggung maupun tidak.

Adapun principal singers lainnya dalam opera kali ini adalah Pancasona Adji, S.Sn (Henri de Breton), Felix Avianto Hendrasmoro (Misha), dan Drs. Teddy Sutadhy (Ladoux). Sementara itu koreografer pertunjukkan ini Agung Gunawan, serta kostum oleh Afif Syakur.
Foto: Jeng Jajoek

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini