Gudeg.net- Suasana kemeriahan kesenian tayub di pinggiran sebuah kota terlihat sangat menghibur, lengkap dengan penari yang bergoyang sedikit sensual mengundang kaum Adam berdatangan.
Tidak terkecuali Susila, penjual mainan anak-anak ikut mendekat dan langsung disambut oleh Mira sang penari sensual.
Ketika sedang menikmati tarian bersama para penari tayub tiba-tiba muncul sejumlah Polisi Moral membubarkan dan langsung menangkap Susila.
Singkat cerita, Susilapun masuk kedalam bui hingga menunggu waktu sidang pengadilan tiba. Susila dituntut atas perbuatan tidak bermoral dan menyimpang dengan para penari tayub. Mira menyukai Susila namun sebagai agen kepolisian, ia diperintahkan membunuh Susila.
Susila kabur dari penjara berkat bantuan Mira dan menjadi buronan polisi. Polisi mencari setiap sudut kota dan tidak pernah menemukan Susila. Diputuskan hukuman berat akan menanti Susila bila ditemukan.
Sebagai gantinya Hakim memutuskan untuk memberhentikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kemunduran moral yang berkaitan dengan pornografi di kota itu.
Begitulah petikan dari pementasan Teater Bercerita berjudul Sidang Susila yang ditampilkan oleh Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia UGM di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Senin (11/11).
Pementasan teater yang termasuk komedi ini merupakan puncak dari acara Bulan Bahasa UGM 2019 yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sejak 1 Juli 2019 hingga 12 Oktober 2019 lalu.
Selama penyelenggaraan Bulan Bahasa telah dilakukan berbagai kegiatan seperti perlombaan penulisan, pelatihan hingga workshop penulisan cerita yang menghadirkan Trinity, penulis The Naked Traveller.
Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia 2019 Asep Saiful Anwar mengapresiasi atas terselenggaranya acara Bulan Bahasa ini.
“Penyelenggaran Bulan Bahasa FIB ini sangat baik bagi para penulis-penulis muda berbakat di Yogyakarta terbukti dari banyaknya para peserta yang mengikuti perlombaan,” ujar Aasep Saiful Anwar saat membuka acara.
Asep juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah membantu serta mensponsori acara Bulan Bahasa yang mengangkat tema “Setapak Langkah, Secarik Makna” ini.
Ia juga mengajak kepada para generasi milenial untuk terus mengembangkan dunia sastra dan terus berkreasi dalam penulisan.
Sidang Susila merupakan naskah dari Ayu Utami dan Agus Noor yang pernah dibawakan pertama kali oleh Teater Gandrik besutan Djaduk Ferianto pada tahun 2008.
Naskah Sidang Susila bertujuan untuk mengkritik Rancangan Undang Undang (RUU) Pornografi. Undang-Undang yang memiliki ketidakjelasan tapi diimplementasikan pada masyarakat.
RUU tersebut dapat menjadikan masyarakat sebagai tersangka kasus pelanggaran Undang-Undang walau tidak melakukan tindakan pornografi yang dituduhkan.
Kirim Komentar