Yogyakarta memang memiliki banyak potensi baik dari sisi pariwisata maupun seni kebudayaan. Taman Budaya Yogyakarta kembali memberikan suguhan menarik bagi anda pecinta lukisan. Pameran seni rupa ini, diselenggarakan oleh Persatuan Paguyuban yang kali ini mengambil judul Re-Gold. Kata Gold (Emas) mengacu pada sebuah zaman yaitu zaman keemasan yang pernah diraih bangsa ini. Ungkapan Re-Gold sebagai judul pameran mengingatkan mereka akan asal-usul diri mereka yang berasal dari sebuah bangsa besar pada zaman dahulu kala.
Kamis (27/01/2011) pertemuan Gudegnet dengan Pak Yuli merupakan tatap muka pertama yang kami lakukan. Saat kami berdiskusi mengenai lukisan, banyak makna yang terkandung di dalam setiap lukisan yang menggambarkan maksud dan tujuan yang berbeda. Ia merupakan seseorang dari banyak pelukis yang muncul memamerkan karyanya di Taman Budaya Jl Sriwedari Yogyakarta. Event ini diselenggarakan dari tanggal 26 Januari-02 Februari 2011. Saat itu Pak yuli menjelaskan salah satu karyanya yang berjudul 9 Elemen. Lukisan ini menggambarkan salah seorang lelaki jawa yang mendeskripsikan watak orang itu sendiri.
9 Elemen warna ini bukan berarti yang terkandung ditubuhnya, melainkan aura dari setiap orang memiliki 9 elemen yang berbeda. Elemen warna manusia sangat beragam, mulai dari jiwa, raga, penampakan secara fisik dan lain-lain. Namun yang coba beliau utarakan dalam lukisannya adalah kepribadian. Kita sebagai mahluk manusia hendaknya tidak memandang seseorang dari penampilan fisiknya namun kepribadian secara mendalam yang harus kita ketahui. Rasa untuk menghormati orang lain hendaknya akan selalu terpikirkan dibenak kita bila kita memahami seseorang dari kepribadiannya.
Lukisan lainnya terlihat seperti foto sephia. Anda pasti juga akan takjub dengan konsep under painting yang coba ditawarkan oleh Senik. Banyak kritik sosial yang coba beliau angkat mengenai negeri ini. Mulai dari kritik hukum hingga soal kemanusiaan. Menurut pria yang lahir di Tembilahan Riau 43 tahun lalu ini, lukisan zaman Renaisance memang memiliki kejujuran dalam bertutur secara visual.
Kirim Komentar