
Tampilnya sang ikon keroncong Waljinah dalam konser tersebut bisa jadi faktor yang membuat penonton harus rela menunggu beberapa saat hanya untuk mendengarkan suara emas si pelantun tembang "Walang Kekek" dan "Jangkrik Genggong" itu.
Dibuka dengan repertoar "Langgam Bengawan Solo" karya komposer Gesang, Singgih dibantu oleh Anik Trisnawati yang mampu mengikuti alunan puluhan instrumen keroncong yang dikomandani singgih dengan apik.
Komposisi kedua "Keroncong Bandar Jakarta" menyusul penampilan Anik yang berhasil mendapatkan apresiasi penonton yang hasir malam itu. Kali ini, tampil penyanyi muda Brian Prasetyoadi membawakannya dengan luwes.
Sang maestro sendiri, Waljinah, tampil dengan membawakan dua repertoir yakni "Keroncong Morisko" dan "Ayo Ngguyu" yang menjadi puncak pertunjukan konser keroncong malam itu. Saat akan menyanyikan tembang "Ayo Ngguyu", Waljinah sempat meminta dukungan penonton untuk musik keroncong. Saat membawakannya, lagu yang memungkinkan penonton turut dalam menyumbangkan suaranya untuk tertawa ini mampu menjadi klimak yang luar biasa.
Di sela pertunjukkan, Singgih dengan bangga menyatakan kekagumannya pada musik musik keroncong sebagai musik nasional.
"Terlepas respon pasar terhadap musik keroncong saat ini, musik keroncong akan selalu mampu memberikan pencerahan dan hiburan bagi masyarakat," katanya.
Sekitar 12 repertoir dilantunkan dalam konser orkestra "Unforgetable Keroncong" malam itu yang berdurasi lebih dari dua jam. Lagu "Heal the World" Michael Jackson dan "Terima Kasih Cinta" yang dipopulerkan Afgan juga ditampilkan secara berbeda dalam konser tersebut.
Kirim Komentar