Selasa malam kemarin (18/08) nampak gedung Taman Budaya Yogyakarta sangat berbeda dari biasanya, masih pula ditambah dengan banyaknya massa yang berkumpul di halaman gedung yang sudah didandani sedemikian rupa, sehingga membuat pangling jika melihat bangunan yang sering kali dijadikan lokasi kegiatan seni budaya di Yogyakarta tersebut . Itu semua merupakan salah satu bentuk suguhan rangkaian dari acara Jogja Art Fair #2 yang akan berlangsung hingga 5 September mendatang.
Untuk penyelenggaraan tahun kedua ini, kurator Aminuddin TH. Siregar menawarkan tema Spacing Contemporary yang dimaksudkan sebagai upaya untuk mendefinisikan pola teratur di dalam ruang perkembangan mutakhir antara praktik seni rupa, antar kecenderungan, motif, gagasan, dan pemikiran baru yang berkembang di dunia seni rupa Indonesia.
Perwujudan dari tema tersebut yang mungkin dapat ditemui adalah disalurkannya karya-karya dan seniman-seniman yang terlibat ke dalam kategori-kategori ruang dengan tema: Spacing Alternative, Spacing New Emergences, Spacing Critically – Politically, dan Spacing Historically.
Selain itu dengan tujuan agar pameran ini dapat lebih nyaman dinikmati secara artistik, ada pula yang disebut Commission works di mana seniman-seniman yang terdiri dari Stevanus Teddy Darmawan, Farhan Siki, Wiyoga Murdanto, dan Love Hate Love Plus, mencurahkan segala yang mereka mampu untuk –paling tidak secara visual- membantu mengemas kegiatan ini menjadi jauh lebih menarik.
Kegiatan tahunan yang dibuka oleh dr. Oei Hong Djien ini, juga menawarkan area Bookstore Space yang berisi stan-stan dari media, penerbit, galeri, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan infrastruktur seni rupa, yang akan memberikan informasi kepada masyarakat seputar seni rupa, khususnya seni rupa kontemporer.
Kirim Komentar