Pendidikan
Al Quran Braille Bagi Kaum Tuna Netra
DPD Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI) Sleman mengadakan Training of Trainer (TOT) membaca Al Quran Braille bagi calon pelatih atau guru di Hotel Jayakarta, Jalan Adisutjipto, Minggu (29/11).
Pelatihan yang telah diadakan sejak Sabtu (27/11) ini diikuti 20 peserta perwakilan dari DPD ITMI DIY ini ingin memberantas buta Al Quran di kalangan tuna netra di Kabupaten Sleman.
Ketua TOT, Wido ZA saat ditemui di Meeting Room Hotel Jayakarta, Minggu (29/11) mengatakan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberantas buta Al Quran bagi kaum tuna netra di Indonesia khususnya DIY sekaligus menyambut peringatan Hari Difable Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2009 mendatang.
"Dengan adanya pelatihan yang diikuti 20 orang peserta perwakilan dari DPD ITMI wilayah Sleman, Kota Sleman dan Bantul yang sebenarnya sejak kemarin telah diajarkan sejarah Al Quran Braille, macam-macam huruf hamza, waqaf dan lain-lain. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan kualitas ITMI sebagai organisasi tuna netra dapat meningkatakan SDM dan memberantas buta Al Quran setelah ditraining nanti dapat disebarluarkan di kabupaten amupun kota tempat mereka berorganisasi," ujarnya.
Ditambahkan Ketua DPD ITMI SLeman, Hendro mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari berbagai macam aktifitas untuk tuna netra yang tergabung dalam ITMI dan organisasi-organisasi lain sebagai bentuk pembuktian bahwa kaum disfablepun mampu berorganisasi dan menyelenggarakan program pembelajaran yang berguna bagi dirinya sendiri serta orang lain.
"Upaya pemberdayaan tuna netra sedang digalakkan agar mereka mampu melakukan segalanya meskipun memiliki kekurangan tetapi mereka tetap mempunyai kemampuan yang tidak kalah hebatnya dengan orang normal. Pelatihan calon pengajar atau guru memang tidak mudah mengingat butuh 1 minggu untuk membaca sekaligus menulisnya dalam huruf arab braille, namun kami yakin para peserta yang memang dipilih sudag bisa membaca Al Quran ini mampu mengikuti pelatihan ini yang nantinya akan mereka ajarkan kepada teman-teman tuna netra yang lain," kata Hendro.
Mengenai ketersediaan Al Quran Braille, Hendro mengakui sangat terbatas mengingat harga satu Al Quran Braille sangat mahal yaitu Rp.1,6 juta yang selama ini masih didapatkan dari sumbangan para pendonor karena kami terus terang belum mampu membelinya karena keterbatasan dana. "Oleh karena itu pelatihan ini juga belum maksimal karena masih memakai Al Quran 1 jilid atau juzz saja mengingat ketersediaan sarana yang terbatas dan kami mengharapkan ada donatur yang tergerak hatinya untuk menyumbangkan lebih banyak lagi Al Quran Braille ini," pungkasnya.
Kirim Komentar