
"Hingga penyelenggaraanya ke-10 ini, bisa dilihat bagaimana permulaan dan perkembangan terkini seni rupa Jogja saat ini," kata Eddie Hara di TBY, Rabu (9/12).
Meski demikian, Eddie menyatakan agar Biennale tidak cepat puas dengan apa yang telah dicapai hingga saat ini, tetap terus mengepakkan sayapnya agar mampu dikenal di dunia internasional.
Eddie menilai, saat ini Biennale hanya mengundang perupa lokal Jogja dalam penyelenggaraannya. Menurutnya, Biennale juga harus mengundang seniman dari luar.
"Telah banyak seniman dari luar negeri yang datang ke Jogja. Mengapa mereka idak diundang untuk turut dalam Biennale. Itu akan semakin membesarkan Biennale," tandasnya.
Jika menilik pada periodenya yakni sekitar tahun 1980-an, Eddie yakin bahwa Biennale mempunyai potensi untuk mendunia. Ketika pada 1980-an, jaringan menuju dunia luar masih sangat minim, tapi sangat ini sangat terbuka.
"Jaman sekarang, network sangat mudah didapatkan. Harusnya Biennale lebih mampu berkembang dengan cepat dari pada pada jaman saya dulu tahun 1980-an," tegasnya.
Pada Biennale X Jogja kali ini, Eddie Hara telah mempersiapkan sebuah kanvas berukuran 8,5 x 5 meter sebagai media kreatifnya. Ia berharap agar pada pembukaan Biennale nanti karyanya minimal telah selesai sekitar 40 persen.
Kirim Komentar