
"Saya juga memiliki sebuah tekad besar menjadi pelukis sejak saya masih kecil. Dan akhirnya saya bisa meraih cita-cita saya tersebut," katanya sesaat setelah menerima penghargaan Lifetime Achievement Awards Biennale Jogja X-2009 di Jogja Nasional Museum (JNM), Minggu Malam (10/1).
Pada kesempatan tersebut, Mami -sapaan akrab Kartika Affandi- bahkan sempat bercerita tentang pengalaman pahitnya menjadi seorang putri seniman yang juga ingin menjadi seorang seniman.
Kartika mengaku bahwa pada waktu itu dirinya juga harus mengalami pelecehan dan penghinaan. "Betapa beratnya menjadi anak Affandi. Saya sering dilecehkan dengan kata-kata: kepiawaiannya dalam melukis hanya mendompleng nama besar Affandi," ujarnya.
Malah, pada suatu ketika pameran di luar negeri, ada pengamat seni yang mengatakan bahwa saya ini lebih baik diwarisi mobil Impala, tapi tidak bakat melukis dari ayah saya.
"Hal tersebut sangat menyakitkan saya. Itu sama saja bilang bahwa saya ini tak berbakat," serunya.
Belajar dari pengalamannya diremehkan orang, Kartika bertekad membuktikan kemampuannya dalam dunia seni rupa. Ia bertekat tidak akan menjadikan nama besar ayahnya sebagai salah satu kunci keberhasilannya.
"Bertahun-tahun saya beralih ke lukisan hitam putih. Itupun masih dibilang lukisan saya tersebut masuk dalam kategori sketsa," ujarnya.
Dunia seni lukis, menurut pengakuan Mami, telah digeluti sejak kecil. Dan memang diakui, semua itu juga atas dorongan orang tuanya. Karenanya lantaran semangat untuk mendalami dunia lukis ini, ia hanya sempat mengenyam pendidikan hanya sampai kelas I di Taman Dewasa Tamansiswa.
Namun, ia sempat pula "dipaksa" kuliah mahasiswa luar biasa di Tagore University Santiniketan, India tahun 1950, untuk mendalami seni rupa. "Ini sebuah lompatan besar. Bayangkan, saya hanya sekolah di SMP tapi bisa kuliah di sebuah universitas di India. Bahasa Inggris pun tak saya kuasai pada waktu itu. Saya sempat nangis tak bisa berkomunikasi," kenang Mami seraya tertawa.
Di dunia yang ia tekuni sepanjang hidupnya sampai saat ini, Mami juga sempat mendapat seabreg penghargaan, seperti Gold Medal dari Academica Italia Salsamoggiere (1980), Honorary Degree sebagai maestro di Pittura (1982), AUREA Gold Medal dari The International Parliament for Security and Peace, USA (1983), Master of Painter dari Youth of Asian Artist Workshop (1985), serta Outstanding Artist dari Mills College di Oakland California (1991).
Kirim Komentar